TIPS UJIAN CERTIFIED INTERNAL AUDITOR (CIA) (INDONESIAN VERSION)
![]() |
source: pabu.com.ua |
Setelah rentetan 5 ujian, saya akhirnya memiliki gelar CIA di belakang nama saya. WAIT! Lima ujian? Hanya ada 3 bagian dalam ujian CIA bukan? Ya. Tetapi saya di sini dengan kisah kesuksesan dan kegagalan dramatis yang dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siapapun sebelum mengambil ujian CIA :)
Di tahun 2018, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti training
CIA Review tetapi awalnya tidak berpeluang untuk mengikuti ujian (cerita
selengkapnya dapat dibaca di Days of Badr and Uhud). Tetapi mahabaik Allah yang
kemudian membukakan pintu kesempatan saya di tahun selanjutnya. Saya pun mempersiapkannya
sebaik mungkin dengan mempelajari materi-materi yang akan diujikan. Perjalanan menyelesaikan
3 parts ujian CIA itu dimulai di bulan Maret 2019 dan berakhir di November 2020
melalui 5 ujian (1x ujian part 1, 3x ujian part 2, dan 1x ujian part 3). Berikut
adalah beberapa tips yang bisa saya bagikan bagi teman-teman yang akan
mengikuti ujian CIA:
1. All
hail Gleim! (And thank God test banks exist!)
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Gleim adalah pegangan utama sebagian besar kandidat CIA. Gleim CIA Review dan Test Bank adalah 2 hal yang saya pelajari terlebih dahulu sebelum merambah materi lain. Pastikan untuk mendalami materi dan bank soal dari Gleim secara serius karena keduanya memberikan pondasi keilmuan yang memadai untuk ujian CIA. Selain itu, saya juga mempelajari buku CIA Review dari IIA serta bank soal yang saya temukan di internet. Semakin banyak soal yang kita pelajari secara tidak langsung akan mengokohkan pemahaman kita tentang ilmu audit internal. Saya masih dapat mengingat hari-hari di mana saya mempelajari ribuan soal yang tersedia di bank soal ujian CIA part 3. Otak saya berontak tetapi perjalanan sulit itu ternyata memberikan hasil yang sepadan. You know in the end exam is also about your willingness and commitment to put a lot of efforts. Great things take time--please embrace the process :)
2. Pahami filosofinya
Saya paham betul godaan untuk merasa cukup dengan menghapal semua materi tetapi dalam banyak kesempatan, ujian CIA tidak hanya menguji pemahaman dasar tetapi juga kemahiran (proficiency) dari seorang kandidat.
Sekali lagi saya tahu ini kedengaran basi tetapi kita harus sungguh-sungguh memahami materinya. Maksud saya adalah, saat mempelajari materinya, jangan grambyangan saja (what is grambyangan, im? Haha). Bahan-bahannya harus benar-benar dipahami, dicerna, diresapi sampai menjadi bagian dari darah dan tulang kita (oke, ini hiperbola). Jadi pas kita membaca soal ya coba pahami maksudnya. Jika saya bertemu kasus seperti ini, saya harus ngapain? (dan pahami alasannya. Jangan hanya dihafal). Kalau posisi saya seperti ini, apakah keputusan terbaik yang saya ambil? (dan apa filosofi di baliknya). Haruskah saya ngadu ke board? Haruskah saya diskusi cantik dulu dengan senior management? Haruskah saya lari ke hutan kemudian ke pantai? *the last one is a joke. You don’t need to run. Just continue your study session :)
NB:
1. Lekatkan dalam pikiran kita bahwa tata kelola-risiko-pengendalian adalah hal yang paling diperhatikan oleh auditor.
2. Kegagalan yang saya dapatkan di ujian part 2 dimulai karena lemahnya pemahaman mengenai praktik audit dunia nyata. Seiring berjalannya waktu, ketika saya sudah mendapat pengalaman yang cukup, saya akhirnya mendapatkan perspektif yang benar.
3. Kaitkan
dengan pengalaman di dunia nyata
Berhubung salah satu prasyarat mengikuti ujian CIA adalah pengalaman sebagai auditor
internal, tentu kita punya cerita pribadi yang bisa dikaitkan dengan
materi. Misal, ketika mempelajari peran CAE, saya membayangkan Inspektur di
tempat saya bekerja. Saat bertemu dengan dilema, saya memikirkan sikap apa yang
biasanya diambil team leader atau audit supervisor saya saat menjalankan
tugas audit. Mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata membuat hal
tersebut lekat di ingatan.
(Saya terbantu sekali karena bekerja di unit audit internal sebuah
kementerian yang sudah menerapkan praktik terbaik sehingga saya familiar
dengannya. Terlebih lagi saya bekerja dalam tim yang leaders-nya adalah pemegang CIA juga—yang menerapkan pengetahuan
mereka sebagai CIA dalam keseharian. Itulah mengapa mudah bagi saya
untuk mengaitkan praktik yang diwajibkan/disarankan oleh IIA dengan kisah pekerjaan saya. Tetapi jika pun tempat bekerja teman-teman belum seideal itu dalam
menerapkan praktik audit internal, kalian tetap bisa membayangkan: oh jadi
seharusnya begini).
4. Ketelitian adalah koentji
Mengerjakan 100/125 soal dalam 2-2,5 jam tentu membutuhkan energi dan konsentrasi yang tinggi. Itulah sebabnya mudah bagi kita untuk kehilangan fokus saat membaca soal, khusunya soal yang panjang. Belum lagi, banyak soal yang mengecoh jika kita tidak hati-hati membacanya. Trik yang saya gunakan adalah berusaha mengerjakan secepat mungkin agar punya waktu untuk mereviu ulang jawaban. Dengan membaca soal 2x, ketidaktelitian di saat pengerjaan pertama akan terungkap. Kenapa nggak mending baca pelan-pelan sih, im? Karena kadang ada pengetahuan yang kita dapatkan sembari mengerjakan soal yang berguna dalam pengerjaan soal sebelum-sebelumnya. Itulah mengapa saya adalah tim kerjakan-cepat-lalu-review-all :)
5. Memiliki
mindset yang tepat
Ujian juga adalah perkara sikap mental. Setelah 3x sukses dan 2x
gagal, saya sadar pembeda dari kisah manis dan pahit itu adalah mindset saya terhadap ujian yang saya
hadapi. (Sebagai informasi, saya mengambil ujian part 2 sebanyak 3 kali. Kedua kegagalan tersebut memberi saya nilai 580-an yang artinya saya hanya kurang dari 20 poin dari kelulusan). Terdengar kontradiktif sih tapi penting untuk bisa bersikap optimistis sekaligus siap atas kegagalan. Kita perlu berdiri tepat di tengah dua kutub tersebut. Bagi yang tidak lulus di percobaan perdana, juga penting untuk menjaga motivasi diri dan kembali berdiri setelah gagal.
Di ujian part 1, saya tidak membebani diri saya
dengan ekspektasi karena tahu banyak orang gagal dalam ujian ini. Saya lulus.
Setelah hasil baik itu, saya menjadi percaya diri pasti akan lulus lagi dan membebani
diri untuk ujian part 2. Saya kemudian gagal.
Di ujian part 3, berkaca dari
kegagalan di part 2, saya kembali bersikap
nothing to lose. Saya berhasil. Di ujian
ulang part 2, sebab kesuksesan di
part 3, saya lagi-lagi membebani diri harus lulus. Saya justru mendapat yang sebaliknya. Dan
akhirnya, di ujian ulang kedua, setelah terpukul kegagalan, saya mengusahakan
yang terbaik tetapi tidak membebani hati saya dengan keharusan untuk lulus. Pada akhirnya, ujian itu membawa saya resmi menjadi CIA.
Kesamaan dari 3 ujian yang akhirnya berbuah manis adalah saya mengerjakan
dengan tenang sebab tidak terbebani mindset “saya nggak boleh gagal”. Akibatnya, saat ketemu soal yang nggak familiar atau nggak tahu jawabannya, saya tidak panik. Seolah pikiran saya berbisik: "Kamu manusia. Tentu saja kamu boleh gagal. Yang terpenting adalah mengusahakan yang terbaik lalu
bersiap atas apapun hasilnya."
6. Berdoa
Saya tidak akan lelah mengatakan ini tetapi pada akhirnya, Allah yang menentukan hasilnya. Berdoalah yang banyak agar perjalanan kita membawa kita ke tempat yang baik.
7.
Miscellaneous Tips
- Ikuti langkah-langkah yang disarankan oleh The IIA
- Menjadwalkan ujian adalah salah satu penyemangat belajar terbaik. Ketika belum memesan tanggal ujian, rasanya waktu persiapan masih panjang. Namun, saat sudah terjadwal, tiba-tiba saya merasa harus segera belajar karena waktunya sudah dekat :)
- Pengetahuan yang kita
dapatkan dari pengalaman adalah hal yang harus disikapi dengan hati-hati:
kadang membantu, kadang sebaliknya. Ilmu yang kita dapatkan selama ini bisa
jadi tidak sejalan dengan standar yang ditetapkan IIA sehingga kita harus
pintar-pintar mengidentifikasi keselarasan pengetahuan kita dengan ilmu dari
IIA.
- Perhatikan silabus dengan
seksama dan cognitive level yang diujikan untuk setiap
topiknya. Sebagian besar topik diuji pengetahuannya level basic tetapi
ada beberapa yang menguji level proficient. Luangkan waktu lebih
banyak untuk mendalami topik di mana cognitive level ujiannya
adalah proficient.
- Karena keterbatasan waktu
ujian, fokuslah pada pertanyaan yang mudah terlebih dahulu. Kita bisa melompati
soal yang sulit/panjang terlebih dahulu, mengingat bobotnya sama dengan soal
yang mudah/pendek, lalu kembali lagi pada soal-soal tersebut kemudian.
- Jaga kesehatan fisik dan
mental menjelang dan selama ujian.
- Jangan lupa ya
banyak-banyak latihan soal :)
- Selama ujian, jaga
ketenangan batin, konsentrasi, dan stamina.
Demikian beberapa tips dari saya. Semoga membantu untuk
para kandidat CIA di luar sana. Semangat ya. Semoga berhasil. Oh ya, dipersilakan untuk menghubungi saya jika ingin mendiskusikan persiapan ujian CIA kalian. Saya akan
mencoba membantu semampu saya. Semangat!
----
English version: Tips to Pass Certified Internal Auditor (CIA) Exam
38 comments
Terimakasih Bu untuk infonya, saya mau tanya terkait dengan pembelian study material di GLEIM, dia hanya menerima paypal gimana caranya ya Bu? dan untuk pendaftaran tesnya di mana ya? apakah kita harus tau jadwalnya?
ReplyDeleteMbak, jawabannya sudah dikirim via DM instagram ya. Oh ya, terkait pendaftaran tesnya bisa menghubungi IIA Indonesia. Setelah melakukan pembayaran biaya ujian, kita bisa memilih jadwal sendiri (sesuai ketersediaan jadwal di test center). Semoga membantu.
DeleteTerimakasih Ibu Nurimroatun atas pengalaman yang telah dibagikan..,artikel yang ibu tulis sangat bermanfaat khusus nya untuk diri saya pribadi dan semoga manfaat yang saya rasakan bisa dirasakan juga oleh banyak orang..
ReplyDeleteTerima kasih kembali. Senang dapat membantu melalui tulisan ini. Semoga bermanfaat nggih :)
DeleteMbak Nur Imroatun, boleh nanya durasi belajarnya berapa lama sampai ujian setiap part? Terima kasih
ReplyDeleteHello. Saya persiapan untuk setiap part sekitar 2 s.d. 3 bulan disambi kerja. Sekitar 2 atau 3 hari menjelang ujian biasanya saya cuti untuk belajar secara intensif. Itu berdasar pengalaman saya dan tentunya durasi persiapan setiap orang akan berbeda-beda.
DeleteSemoga membantu.
Hai kak, saya bener2 baru di dunia internal audit dan awam untuk dia cia, maaf jika pertanyaan saya menggelitik dan sederhana
ReplyDelete1. Berapa total biaya yang sudah dihabiskan untuk tes nya saja?
2. Sebelum tes, apakah wajib mengikuti kursus?
3. Berapa total dana yang sudah dihabiskan?
Terima kasih, im waiting your response 🙂
Halo. Terima kasih ya sudah berkunjung. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaanya ya:
Delete1. Total biaya yang dihabiskan: biaya membership + biaya pendaftaran program + biaya ujian per part = Rp 850.000 + USD 115 + USD 280 + USD 230 + USD 230 = 850.000 Rupiah + USD 855. (biaya dapat berubah sewaktu-waktu. Silakan cek iia-indonesia.org untuk mendapat informasi terbaru) (disclaimer: saya tidak membayar biaya-biaya tersebut sebab dibiayai oleh kantor kecuali saat saya mengulang ujian part 2. Hehe)
2. Sependek pengetahuan saya tidak wajib mengikuti kursus. Yang diwajibkan adalah memenuhi eligibility requirements berupa telah menyelesaikan pendidikan setidaknya strata 1 atau memiliki pengalaman audit internal sekurangnya 5 tahun serta menyerahkan surat pernyataan (character reference) dari atasan.
3. Total dana yang dihabiskan sama dengan jawaban no 1. Atau yang dimaksud ditambah biaya training?
Semoga membantu.
mba boleh minta link bank soal ujian CIA nya yang diinternetnya ga yah? trus pas ujian CIA dari part 1,2,3 apa soalnya dalam bahasa inggris smua?
ReplyDeleteBank soal CIA di internet yang saya pelajari ada beberapa, salah satunya di itexams.com (website penyedia bank soal selain itu juga bisa dicari di Google). Akan tetapi, sebagai informasi, bank soal di internet tidak saya jadikan modal utama dalam belajar ya. Bank soal yang menjadi pegangan utama saya Gleim dan learncia.partnerrc.com
DeleteUntuk soal latihan yang ada di internet setahu saya menggunakan bahasa Inggris. Sedangkan untuk ujian CIA-nya disediakan baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia (bisa dipilih saat melakukan pendaftaran).
Semoga membantu :)
Ibu, terima kasih sekali untuk sharingnya. Saya sangat terbantu dengan artikel ini sampai saya baca berulang kali. Memang sulit untuk menjaga ketenangan hati dan pikiran, terutama ketika ujian di bagian akhir karena kita maunya cepat-cepat selesai.
ReplyDeleteSaya beruntung bisa membaca tulisan ini sebelum ujian saya yg terakhir dan berulang kali mengingatkan diri untuk "just do the best" aja dan dipasrahkan untuk hasilnya.
Alhamdulillah. Selamat atas kelulusannya nggih. Semoga gelar dan ilmunya dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya secara personal maupun profesional.
DeleteTerima kasih atas komentarnya yang menguatkan saya untuk terus menulis :)
Sekali lagi, selamat :)
Halo mba, mau tanya dong, berarti mbanya langsung ambil sertfikasi ujian ya? Gk kursus dulu? Jadi belajar secara mandiri aja?
ReplyDeleteHalo :)
DeleteSaya mengikuti CIA Review Course terlebih dahulu di IIA Indonesia setelah itu diikuti belajar mandiri, kemudian mengikuti ujian sertifikasinya :)
Assalamu'alaikum mba selamat atas kelulusannya
ReplyDeleteSaya mau nanya mba bagaimana cara mendapatkan caracter referensi sedangkan ditempat saya bekerja tidak ada yg sertifikasi CIA trimakasih
Waalaikumsalam. Halo, Mas. Terima kasih ya atas ucapannya.
DeleteCharacter reference bisa diberikan oleh individu dengan sertifikasi IIA, atasan kandidat, atau pembimbing kandidat. Sehingga tidak masalah seandainya pun tidak ada yang memiliki sertifikasi dari IIA, bisa tetap memberikan character reference asal memiliki hubungan sebagai atasan/pembimbing kandidat. Semoga membantu.
mau tanya bu. apakah mengikuti CIA Review course sangat membantu untuk menghadapi CIA examnya bu? karena saya lihat CIA review course yang diadakan IIA biayanya cukup lumayan. saya berencana mau ikut CIA exam tahun ini bu.
ReplyDeleteTerima kasih atas pertanyaannya. Course-nya sangat membantu tentu tetapi bukan berarti tidak bisa lulus tanpa mengikutinya. Asal ada kemauan belajar sungguh-sungguh dan tekun insyaAllah bisa. Semoga jawaban saya membantu :)
DeleteSalam Bu Nur,
ReplyDeleteIzin tanya bagaimana level kesulitan CIA dengan kondisi tidak expert bahasa Inggris? Karena yang saya tahu materinya in English.
Terima kasih.
Salam kembali Pak Robby,
DeleteSepengetahuan saya memang materi CIA exam sebagian besar tersedia hanya dalam bahasa Inggris. Mungkin kendalanya akan terjadi di proses belajarnya ini. Akan tetapi, untuk ujiannya sendiri bisa dipilih dalam bahasa Indonesia.
Jika belum expert dalam bahasa Inggris mungkin akan sedikit memperlambat proses belajarnya tetapi insyaAllah tetap bisa. Perlu extra effort tetapi bukan berarti menjadi tidak mungkin. Semangat. Semoga membantu :)
Mbak Nur,
ReplyDeleteBoleh diceritakan dulu belajarnya berapa lama dan metode belajarnya bagaimana? Terima kasih
Halo :)
DeleteSaya persiapan untuk setiap part sekitar 2 s.d. 3 bulan disambi kerja. Sekitar 2 atau 3 hari menjelang ujian biasanya saya cuti untuk belajar secara intensif. Itu berdasar pengalaman saya dan tentunya durasi persiapan setiap orang akan berbeda-beda.
Untuk metode belajarnya saya mengikuti training dan belajar mandiri (baik review book maupun bank soal) cukup intensif (secara umum sudah saya tuliskan di tulisan di atas). Terima kasih sudah berkunjung :)
HI Mba, glad to know your blog via linkedin. Salam kenal sebelumnya.
ReplyDeleteSaya on process sedang ikut CIA, ingin minta infonya, apakah training course internal di IIA atau lembaga lain punya impact yang signifikan, karena total biaya keseluruhannya hampir sama dengan biaya ujian CIA. Thanks yah Mba :)
Halo :)
DeleteTerima kasih sudah mampir dari LinkedIn ke blog saya. Salam kenal kemmbali.
Impact-nya menurut saya cukup signifikan tetapi tentu saja baik mengikuti review course maupun tidak sama-sama bisa lulus kok. Harus mau extra effort belajarnya. Harus tekun dan mendisiplinkan diri sendiri untuk bisa memahami materinya. :)
Semoga membantu :)
Mba, mohon infonya, seberapa signifkan pelatihan internal audit di IIA/FEUI atau lembaga training lainnya? mengingat total biaya tersebut cukup besar, dan lebih prefer mana jika ambil package premium gleim yang full access, biayanya hampir sama, mohon pencerahannya
ReplyDeleteHalo... :)
DeletePertanyaan yang sulit ini, terlebih karena kapasitas saya sebagai trainer di IIA Indonesia. Hehe. Tapi secara umum jawaban saya begini: saya memakai dua2nya. Kalau ingin lulus ujiannya, saya merasa Gleim sedikit lebih unggul untuk dipilih. Tetapi, jika ingin mendapat fondasi pengetahuannya (yang juga adalah modal untuk bisa menjawab dengan tepat dalam ujian), training di IIA lebih mendukung. Jadi tergantung preferensi :)
Anyway, jika Mas/Mbak berteman dengan saya di LinkedIn, feel free untuk DM saya ya :)
Assalamualaikum kak,
ReplyDeleteMohon info kak, beda nya CIA dengan QIA bagaimana ya?
Apakah ada perbedaan yang signifikan dari segi ilmu, praktek serta penunjang karir?
Karena dari segi biaya, Biaya Review Course + Ujian Sertifikat QIA = Biaya Ujian CIA.
Terimakasih kak
Waalaikumsalam, Mas. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Terkait perbedaan CIA dan QIA, sependek pengetahuan saya CIA adalah gelar dari lembaga internasional (The Institute of Internal Auditors) sedang QIA adalah gelar dari lembaga yang ada di Indonesia (YPIA). Perbedaan signifikannya barangkali bahwa CIA berlaku internasional sedang QIA berlaku khususnya di Indonesia. Untuk materinya sendiri saya kurang tahu perbedaannya karena belum pernah mempelajari materi QIA.
DeleteSemoga jawaban saya membantu. Terima kasih.
Untuk biaya ujian ulangnya berapa ya mba? Apakah sama dengan biaya ujian pertama kali?
ReplyDeleteHalo. Terima kasih atas pertanyaannya. Betul. Biaya ujian ulang sama dengan biaya ujian pertama kali. Semoga membantu :)
DeleteSalam kenal bu,
ReplyDeleteApakah persyaratan untuk tes CIA wajib memiliki pengalaman di bidang audit internal?
Salam kenal kembali. Terima kasih atas pertanyaannya. Untuk entry requirements sebagai kandidat CIA (mendaftar ujian CIA), setahu saya tidak wajib memiliki pengalaman bidang audit internal. Jadi bisa sambil mencari pengalaman sembari mengikuti ujiannya. Tetapi untuk mendapatkan gelarnya (exit requirements) setahu saya perlu sekurang-kurangnya 1 tahun untuk pemegang gelar magister dan 2 tahun untuk pemegang gelar sarjana.
DeleteUntuk selengkapnya dan lebih akuratnya, silakan kunjungi website resmi IIA:
https://www.theiia.org/en/certifications/cia/eligibility-requirements/
Semoga membantu. Terima kasih.
hi kak, aku ada beberapa pertanyaan nih, semoga berkenan untuk menjawab yah
ReplyDelete1. kakak dulu ujiannya pake bahasa indo atau english? kalo pake indo apakah terjemahannya bagus? atau lebih baik pilih english aja?
2. kalo lulus part 1 dan mau lanjut ke part berikutnya itu nunggunya berapa lama ya? dan batas waktu maksimalnya berapa lama?
3. kalo ga lulus batas waktu untuk retake examnya berapa lama?
terima kasih ^^
Halo. Terima kasih sudah menunggu. Saya baru sadar ada komentar yang belum saya tanggapi. Berikut jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya ya.
Delete1. Saya ujiannya ada yang Bahasa Indonesia dan ada yang Bahasa Inggris. Preferensi saya menggunakan Bahasa Inggris tetapi karena saat periode saya ujian terjadi perubahan silabus, IIA Indonesia menyatakan jika saya masih ingin menggunakan silabus lama (yang menjadi dasar saya belajar), saya dapat ujian dengan Bahasa Indonesia karena versi Bahasa Inggrisnya sudah menggunakan silabus baru.
Terjemahannya lumayan dan tenang saja, ada fitur “translate” untuk melihat soal aslinya dalam Bahasa Inggris sehingga jika kurang yakin dengan terjemahannya, dapat menggunakan fitur tersebut.
Terkait mana yang sebaiknya dipakai saat ujian, kembali pada preferensi masing-masing. Akan tetapi jika tidak memiliki kendala dalam memahami Bahasa Inggris, saya sarankan menggunakan Bahasa Inggris karena 2 alasan:
a. meminimalisasi dampak karena proses penerjemahan dan jika pun bisa ditranslate dari soal Bahasa Indonesia, membutuhkan tambahan waktu untuk membaca soal dalam Bahasa Inggris.
b. Familiaritas. Referensi yang digunakan saat belajar mayoritas berbahasa Inggris yang artinya kita akan lebih familiar dengan materi versi Bahasa Inggris
2. Untuk jarak satu ujian ke ujian lain sependek pengetahuan saya tidak akan ketentuan yang mengatur sehingga bisa diambil sesuai keinginan kandidat dengan melihat ketersediaan tempat di test center. Ketiga part harus diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 3 tahun.
3. Jarak dari ujian ke ujian retake-nya sekurang-kurangnya adalah 30 hari.
Disclaimer: jawaban-jawaban tersebut adalah berdasar pengetahuan saya yang barangkali dapat memuat kekeliruan dan tentunya referensi yang paling akurat adalah dari IIA. Silakan menghubungi IIA Indonesia untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Terima kasih dan semoga bermanfaat. Sehat selalu.
Selamat ya Bu, atas pencapaiannya, dan terima kasih juga atas sharingnya yang sangat mencerahkan. Keren banget ibu bisa sangat produktif sekali dan konsisten menulis, semoga saya bisa memulai juga meskipun sangat terlambat. Haha. Jadi untuk sertifikat CIA itu saya lihat ada expiration date-nya, apakah sertifikat itu akan diperbarui setiap tahun atau bagaimana ya Bu? Terima kasih.
ReplyDeleteHalo, Pak Yoga. Terima kasih kembali. Senang sekali mendengar hasil observasinya bahwa saya konsisten menulis. Terima kasih. Semoga Pak Yoga bisa memulai apa-apa yang dicita-citakan.
DeleteSertifikat CIA memiliki expiration date karena setiap tahun perlu melakukan pembaruan dengan melaporkan CPE dan membayar biaya perpanjangan. Setelah itu, akan otomatis diperpanjang dan sertifikat dengan tanggal expiration date yang baru dapat diunduh.
Semoga jawaban ini bermanfaat. Sehat selalu.
Biaya perpanjangannya berapa ya bu jika ingin tetap berlaku sertifikat CIA nya?
DeleteTerima kasih atas pertanyaannya. Sependek ingatan saya tahun lalu saya membayar US$30 untuk biaya perpanjangannya. Semoga menjawab :)
Delete