-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

3 Jun 2023

Selesai

  • June 03, 2023
  • by Nur Imroatun Sholihat


Aku kehilangan hitungan tentang berapa banyak tali yang kulepaskan bersama perpindahan raksasa baja ini antara dua bandar udara. Meminjam narasi Sapardi dalam Hujan Bulan Juni: “Bagaimana mungkin seseorang memiliki keinginan untuk mengurai kembali benang yang tak terkirakan jumlahnya dalam selembar sapu tangan yang telah ditenunnya sendiri.”. Bagaimana aku mesti mengurai paksa benang-benang yang telah terkait dengan selaksa degup jantung di kota yang kutinggalkan--aku tidak mengerti. Serat-serat rapuh ini barangkali hanya akan patah bersama terlepasnya genggaman jari-jemari jiwa-jiwa di kota ini.

Terima kasih untuk menjadi tahun penyembuhan yang kubutuhkan. Terima kasih atas kehangatan yang bahkan tidak mampu menjadikan suhu 6 derajat membuatku menggigil dan ingin pergi. Terima kasih atas 4 musim yang begitu indah. Aku begitu beruntung sempat menjalani 365 hari di belahan bumi yang ini. Terima kasih khususnya untuk orang-orang terhangat yang pernah kutemui--yang melihat segala tangis dan tawa--lalu berkata bahwa kita bersama-sama dalam langkah. Terima kasih untuk membuat pergi menjadi terdengar bodoh dan tidak masuk akal.  

Setiap kata perpisahan--baik bersama riang tawa maupun derai tangis--meninggalkan jejak yang serupa di rongga batinku. Aku datang saat musim gugur dan kini musim gugur lainnya sudah selesai. Aku harus menyelesaikan ini semua dan pulang. Akan tetapi, meminjam lirik Selesai milik Glenn Fredly, “Rasa ini tak pernah selesai.”. Aku tahu bersama kepulanganku ini, rasa ini tidak akan pernah selesai. Meski akan ada bagian dari hatiku yang tersesaki oleh kenangan dan tidak akan pernah selesai, aku tidak akan melawan.

Jika hanya boleh ada satu kata yang mewakili perasaan saya pada setahun belakangan, itu adalah kesyukuran. Aku mencintai kota yang jembatan dan rumahnya begitu ikonik. Di masa depan, jika aku bertemu dengan seseorang yang membuatku jatuh hati, barangkali ketimbang berkata aku mencintaimu, aku akan mengatakan: Engkau seperti Sydney bagiku. Sampai bertemu lagi. Sampai dengan waktu itu, aku akan banyak merindukanmu. 

Sekarang, izinkan aku berdamai dengan rindu yang menusuk-nusuk hati. Besok mungkin aku akan berhenti menangis tetapi hari ini biarkan air mata membanjiri sisi-sisi batin ini.

Alhamdulillah atas segalanya--termasuk perasaan begitu sulit meninggalkan.


Love,

iim

--------

Image source: meer.com

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE