Aku tak tahu mengapa hatiku terlalu mudah tersentuh, istilah jawanya trenyuh. Dengan hati semacam itu, aku seperti memiliki sisi melankolis berlebih. Dengan hati semacam itu juga aku menjadi mudah sekali meneteskan air mata melihat orang lain yang nasibnya kurang beruntung. Aku gampang sekali ikut sakit atas penderitaan orang lain. Ah, padahal menangis untuk diri sendiri saja ku hindari, mengapa harus sebegitu sedihya merasakan kemalangan orang lain?
"akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
SEBUAH TANYA-SOE HOK GIE
Nur Imroatun Sholihat
March 07, 2010
"Karena setiap ujianmu saat ini adalah kekuatanmu di masa depan. Setiap ujian tidak melemahkan, melainkan menguatkan"
Aku percaya bahwa setiap masalah yang kita hadapi hari ini adalah sumber kekuatan. Ketika kita meminta kekuatan pada Alloh, maka kita akan diberikan ujian supaya kita kuat. Tak perlu merasa sia-sia jika ujian yang menimpa terkesan tiada guna di saat ini.
Nikmatilah hidup yang kita miliki karena apapun yang terjadi inilah kehidupan kita. Sedih atau senang, inilah diri kita. Kita tidak akan pernah menjadi orang lain. Mengutip kata-kata Kitoa Aya dalam One Litre of Tears," however i'm right now, i want to like myself. continue to life on confidently"
Benar-benar ingin menghidupkan lagi semangatku dulu yang sempat hilang. Jika Aya saja bisa semangat menghadapi hari-harinya, mengapa aku tidak?
----------------------
image source: http://www.last.fm/music/1+litre+of+tears
----------------------
image source: http://www.last.fm/music/1+litre+of+tears
MENCARI SEMANGAT
Nur Imroatun Sholihat
February 28, 2010
Sedang membayangkan betapa banyak orang yang telah lalu-lalang dalam kehidupanku tetapi sahabat itu tidak pernah berlalu. Masih saja selalu menyemangatiku. Masih saja menularkan kegigihan padaku. Masih saja menahan semua lara setiap ku sedih. Masih saja memantulkan senyum ke langit saat aku senang. Di langit Yogyakarta mungkin senyumnya begitu benderang hingga aku selalu bisa melihat pendaran sinar itu juga di langit Bintaro.
SAHABAT ITU
Nur Imroatun Sholihat
February 28, 2010