Cerita hari ini adalah cerita tentang toleransi--tentang penghargaan terhadap perbedaan. Seorang sahabat pernah berkata kepada saya,”Tak perlu merasa sedih jika ada perkataan orang yang tak menyenangkan hatimu. Kecerdasan emosional setiap orang berbeda”. Entahlah, tetapi hidup saya berubah drastis setelah mendengar kata itu. Saya benar-benar berdamai dengan kenyataan bahwa menerima perbedaan itu benar-benar manis. Saya mengerti bahwa kita sama sekali tidak akan pernah bisa hidup tenang selama masih menjadikan keinginan kita sebagai barometer kebahagiaan. Karena dunia di luar sana berbeda dan bukan kita yang mengendalikannya.
When i was at senior high school, saya selalu berpikir bahwa gelar SIP di belakang nama benar-benar keren. Sarjana Ilmu Politik. Gelar yang hampir saja menjadi kenyataan sebelum akhirnya hijrah dari Fisip sebuah kampus ke akuntansi pemerintahan STAN.
FINALLY SIP
Nur Imroatun Sholihat
April 30, 2012
Apa yang Messi, Iniesta, Xavi, Puyol, dan sebagian besar lulusan La Masia lakukan jika klub masih menginginkan mereka? Mereka tidak akan pernah pergi ke mana-mana.
Siapa Xavi kala itu? Dia bukan siapa-siapa di Barcelona. Meskipun jarang dimainkan, Xavi setia memeluk klubnya. Kemudian sebuah klub menawarnya dengan gaji 4x lebih tinggi dan keluarganya setuju. Xavi menjawab: "Saya tidak akan meninggalkan Barcelona, mereka harus benar-benar melemparkan saya ke jalanan untuk membuat saya pergi."
THAT'S WHY I'M IN LOVE WITH THEM
Nur Imroatun Sholihat
April 25, 2012
Iseng membuka blog seorang sahabat dan teringat bahwa suatu ketika saya pernah membuat puisi saat dia menantang saya membuat puisi instan. Ceritanya dia penasaran karena saya berkata bahwa saya sangat menyukai puisi. Anyway, saya sedang sangat merindukan semua sahabat saya di FMKI, termasuk yang punya blog itu. haha
MALAM
Nur Imroatun Sholihat
April 13, 2012