-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master of Commerce in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

SANDAL GUNUNG

Aku masih saja mengingat detail fragmen waktu ketika aku tak sengaja merapatkan tatapan ke arahmu. Aroma debu yang kering seperti terguyur hujan lebat lima jam lamanya. Suara sungai yang bergemuruh sesaat mengheningkan diri. Kau menawarkan hati yang manis kepadaku. Karena ucapanmu itu, batas yang semula ada raib begitu saja.

Saat kita berada dalam jarak sedepa tiba-tiba ingin sekali aku memastikan satu hal. Apakah mata kita berkedip di millisecond yang sama? Aku tak habis pikir mengapa seseorang yang berkedip dalam tempomu begitu menarik. Ada sesuatu dalam pergerakan bola matamu yang membuatku tak ragu menamai perasaanku. Sepanjang waktu, senyummu yang sejuk seperti tengah menggantung di dahan pepohonan. Dan pergerakan kelopak matamu mengkuatkan gravitasi bumi.

Tak heran sejak hari kau memutuskan pergi ke laut, aku merasa bumi tidak menarik telapak kakiku. Seseorang yang paling melindungi mimpi-mimpiku tengah menyelami samudera citanya. Karena jarak, aku tidak sendirian tetapi kesepian. Aku berada dalam kerumunan tetapi masih mencari-cari seseorang.

OFFICIALLY MISSING YOU


"I didn't know at that time when I was little. Everything was easy and it seemed like everything was mine. But why is it only now that I miss you. I'm officially missing you" 

Saya seperti belum sembuh dari kekaguman saya terhadap penampilan Tim A program WIN (Who Is Next) yang diadakan YG Entertainment. Di battle kedua, Tim A menyanyikan lagu Officially Missing You milik Tamia dengan lirik yang mereka gubah sesuai cerita hidup mereka masing-masing. Bukan seseorang yang sedang mereka rindukan, tetapi masa lalu. Foto masa kecil mereka menjadi latar lagu itu. Kelima penyanyi ini menggerakkan emosi pendengar dengan musikalitas mereka. Kegeniusan menulis lirik macam ini, bagaimana saya bisa membantah pesona talenta mereka. Dan yeah, kualitas vokal mereka bukan lagi seperti calon artis. Mereka telah tampil dalam paket seorang artis profesional.
Melalui lagu itu, saya digiring mengingat Seungyoon di usia yang amat muda mengikuti audisi dengan langkah tanpa ketakutan. Dengan suara dan permainan gitarnya, dia berhasil menaklukkan ajang pencarian bakat Mnet Superstar K2.  Kini, dia merasa telah berubah menjadi penuh ketakutan (karena battle dengan tim B di mana hanya tim yang menang yang akan debut). Oh, merindukan masa lalu seperti ini benar-benar menyentuh hati. 

“ With a small foot, taking a powerful steps. With a smile on his face, as if nothing to be feared. Carrying a guitar on his back, that kid with a tittled hat. I’m officially missing you” –Seungyoon-

BENDERA

Setelah kaleng cat dibuka, kita mulai mewarnai kain dengan warna yang tak sengaja berbeda. Kau berceramah tentang betapa membosankannya kain-kain itu tanpa cat warna. Tanganmu tidak kehabisan ide untuk mengibarkan kain itu. Di dunia permainan, batang kayu adalah tiang bendera kita. Terus terang sejak berkawan denganmu duniaku berjalan di luar garis kewajaran. Bukankah kita seharusnya memiliki bendera kita masing-masing? Kita unik dengan paduan warna kita masing-masing. Kau masih melanjutkan alasanmu mengapa kau menenteng segala warna cat di kedua tanganmu.

KOPER


Di masa lalu, dengan tas punggung mungil kita membawa beragam rupa mimpi. Anak kecil tak gentar berlari mengejar pesawat kertas yang diterbangkan tinggi. Bila pesawat mendarat di tanah, bocah dengan lugu menerbangkan kembali kertas yang dilipatnya sendiri. Ketika kertas mimpi itu terdampar di dahan, dengan girang kita meraihnya kembali. Pesawat sederhana yang bisa kita buat begitu saja dan kapan saja itu dulu terlampau membahagiakan.

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE