-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master of Commerce in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: MANAJEMEN RISIKO

Setiap tujuan selalu memiliki minimal 1 risiko. Untuk sampai ke tujuan, beranilah menghadapinya.
Risk: possibility of something bad happening at some time in the future (Oxford dictionary)
Yuhuuuu, kembali lagi di catatan diklat pengawasan. Materi hari kedua adalah manajemen risiko. FYI, this phrase is very popular at my office, like seriously. Tentu ada alasan risiko jadi bahasan seharian yang membuat saya (lagi-lagi) harus menahan kantuk. Kita semua tahu bahwa risiko selalu berkaitan dengan hal yang belum terjadi, tidak diinginkan dan bersifat negatif. Lalu mengapa manajemen risiko ini ada? Karena kita tidak mungkin menunggu sesuatu itu terjadi dulu kemudian baru menyadari risiko semacam itu mengancam. Di dalam manajemen risiko, kita juga mengenal peribahasa mencegah lebih baik daripada mengobati *ceilee. Kita harus senangtiasa memperkecil kemungkinan risiko menghantui perjalanan kita.

Dengan keberadaan yang (hampir) absurd karena terkantuk-kantuk, tiba-tiba saya terpikirkan hal ini: khawatirlah pada jalan yang tidak beriringan dengan risiko, bisa jadi itu bukanlah sebuah perjalanan *abaikan. Hihi*. Kenyataannya risiko memang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan kita, tetapi bisa diminimalisasi.

CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: KONSEP DASAR AUDIT

Setiap yang mempunyai tujuan membutuhkan audit
To be honest, until now I still wonder, how strong am I to stay still for days in the class. I always am so sleepy whenever I have to listen to the teacher and do nothing else. I think I’m a bad student TT.TT. That’s why, I need to write this diary to ensure myself that I, at least, know what the teacher said *run run*.

Secara text book, audit adalah penilaian sistematis dan objektif mengenai operasi/aktivitas guna menjamin tercapainya tujuan (efektif, efisien, ekonomis, taat peraturan, amannya asset, dan laporan pertanggungjawaban yang akurat). Audit memiliki beragam jenis seperti audit keuangan, audit kinerja, dan audit dengan tujuan tertentu. Tujuan akhir audit adalah tercapainya tujuan organisasi. Sebentar, bukan materi buku yang ingin saya tulis. Saya ingin menyederhanakan cara saya mengingat-ingat materi tentang audit ini.

Ketika kita menetapkan sebuah tujuan, akan selalu ada hambatan dan ada juga usaha yang kita lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saran dari orang lain juga diperlukan sebagai petunjuk untuk meraih tujuan. Seperti itulah juga audit. Ketika sebuah perusahaan/instansi ingin mencapai tujuan organisasi: ada risiko, ada aktivitas untuk mengatasi risiko, serta ada audit sebagai pendapat professional untuk memastikan bahwa perusahaan akan mencapai tujuannya.

Misalnya, saya ingin pergi ke hatimu rumah teman saya. Akan ada hambatan seperti kehujanan, nyasar, dan macet. Kita melakukan tindakan agar kita tetap sampai ke tujuan dengan efektif salah satunya dengan berangkat lebih cepat. Ketika kita tersesat dan tak tahu arah jalan pulang *nyanyi, kita bisa menelepon teman kita untuk menanyakan arah yang harus kita tempuh. Hambatan adalah hal-hal yang membuat perusahaan tidak mencapai tujuannya/tercapai tetapi tidak efektif, efisien, ekonomis, taat aturan, dll. Sedangkan teman yang memberi tahu kita jalan layaknya auditor bagi perusahaan.

MINGGU PAGI

Sunday morning was the same until you left.
Minggu pagi selalu berarti menantimu tiba di depan rumahku sembari mengibarkan senyum tenang itu. Karena senyum khas milikmu, aku tak sabar menunggumu benar-benar berada di teras rumah. Sedari pagi aku merasa awan sangat putih dan langit begitu biru. Kakiku berjingkat gembira setiap kali masa ini tiba. Dan seperti pertama kali jatuh hati, aku membuatmu menunggu beberapa menit untuk mempraktikkan bagaimana aku akan menyapamu.

Tak seperti biasanya, kali ini matamu teramat binar. Kau beranjak dari kursi, menyapaku, tetapi tak kemudian melangkah. Kau kembali duduk usai melihatku merapikan langkah agar tak tampak terlalu girang. Bukankah seharusnya kita berjalan-jalan? Kau berujar kali ini ingin bercerita saja tentang seseorang yang selama ini kau jaga dalam sanubari. Sejujurnya ku sangka kau telah menghapusnya dari pikiranmu setelah bertahun-tahun berlalu. Kau berpendar terang ketika berucap telah berhasil mengumpulkan segenap keberanian untuk menghampirinya. Kau mengajakku berhenti bersama-sama di waktu yang paling ku tunggu dalam seminggu itu.

TAKUT

Ombak fasih bergulung-gulung
Meledekku yang tak melangkah ke arahmu
Deburannya hendak menyeretku berlayar
Menghampiri tempat dekat dengan jarak yang jauh: kau

Pasir yang melekat di telapak kakiku
Menjelma roda menyeretku ke hadapmu
Aku menahan putarannya
Ragu jenis rasa apa yang ingin terucap

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE