-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master of Commerce in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

SCOLIOSIS STORIES (PART 1): SO I HAVE A MILD SCOLIOSIS

source: thehumanist.com
Beberapa tahun belakangan ini, rasa pegal menetap di punggung saya. Sudah seharusnya bukan saya membawanya ke dokter untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya? Tetapi saya, berkebalikan dari apa yang dilihat orang-orang, adalah seseorang yang kerap takut menghadapi kenyataan. Dari waktu ke waktu, saya sering memilih untuk tidak tahu—simply because I’m such a coward. Saya menyimpannya sendirian, menahannya tatkala sakitnya mendera, dan berpura-pura baik-baik saja. Sampai beberapa waktu yang lalu saya memutuskan bahwa saya harus memeriksakan punggung ini. Butuh waktu cukup lama untuk akhirnya benar-benar berangkat menemui dokter, itupun setelah beberapa sahabat dekat meyakinkan saya. Sejujurnya firasat mengatakan saya menderita sebuah kelainan yang namanya pertama kali saya dengar di bangku sekolah dasar: skoliosis (scoliosis). Saya ingat sekali sejak mendengarnya saya berjanji untuk memakai tas punggung, tas selainnya sesekali saja. Dengan usaha tersebut, saya berusaha mengingkari kemungkinan skoliosis meskipun gejala-gejala yang ada mengindikasikanya. Dan ketika hasil rontgen menyatakan skoliosis ringan, saya yang masih tampak ceria di rumah sakit, termenung sepanjang perjalanan pulang menyadari bahwa saya menderita sebuah kelainan yang selama ini sudah saya usahakan pencegahannya. The realisation hit me: sometimes you tried your best but failed.

PUNGGUNG

So tell me, am I supposed to wait or give up?
source: morethanablogger.com
Aku tidak pernah tahu seberapa signifikan makna sebuah tindakan kecil bernama mengusap punggung, sampai hari ini tiba. Kini, aku ingin seseorang menyeka punggungku dan berkata: “Semua akan baik-baik saja. Tenang. Aku ada di sini.”. Aku acap kali menabrakkan diri kepada realita dengan pengharapan selalu berjaya tetapi tentu saja sering aku yang justru patah—seperti saat ini. Tiba kala aku menyadari bahwa terkadang manusia sanggup memikul yang besar tetapi untuk itu, kita membutuhkan dukungan kecil. Aku terlalu sering mengabaikan kenyataan bahwa sedikit dorongan dari seseorang sungguh aku perlukan untuk menggenapi keberanian yang susah payah kukumpulkan. Aku ternyata tidak selalu sanggup menegakkan badanku. Aku bahkan tidak sekuat itu untuk tidak menginginkan seseorang mengelus punggung dan menghiburku.

RUANG

source: londonist.com
These four walls, will you tell me the name?

Dengan apa kita menyebut ruang di antara kita? Dibangun dengan material apa ruang itu? Berapa panjang dan lebarnya? Berapa tinggi langit-langit dari lantainya? Berapa luasnya? Sekokoh apa rancang fondasinya? Berapakah jumlah pintu, jendela, dan ventilasinya? Udara apa yang menyelimutinya? Apa saja perabot yang ada di dalamnya? Apa fungsi ruangan itu? Lalu, dengan apa kau menamainya?

DAYS OF BADR AND UHUD

source: ukht rimzy
“Akan ada hari badar dan hari uhud bagimu—hari untukmu dan hari yang melawanmu. Bertahanlah di antara kesabaran dan kesyukuran.”

Saya baru saja mengikuti CIA Review Course, sebuah training untuk persiapan ujian sertifikasi Certified Internal Auditor (CIA). Sebelumnya kantor mengadakan seleksi untuk mendapatkan 20 peserta yang akan mengikuti training ini dan Alhamdulillah saya lolos. Jangan dikira ini adalah sesuatu yang terduga sebelumnya. Sejak memasuki ruang seleksi, saya sudah bisa menebak nama-nama yang akan lolos berkat kemampuan mereka yang termasyhur ke seluruh penjuru kantor. “Ah, orang-orang ini ada di ruangan yang sama dengan saya. Sekeras apapun saya belajar, saya tidak akan lolos.” Pikir saya kala itu. Lagipula persiapan saya sangat minim. Saya pun mengerjakan soal dengan mentalitas nothing to lose. Mungkin ciutnya mental saya dapat digambarkan seperti gentarnya kaum muslimin tatkala datang ke perang badar. Tiga ratus tiga belas orang dengan perlengkapan seadanya melawan seribu orang dengan persenjataan lengkap? Yang benar saja. Bedanya saat itu kaum yang dipimpin Nabi Muhammad itu optimis akan datangnya bantuan dari Allah sedangkan saya sibuk mengerdilkan diri saya sendiri. Tetapi apa sih yang nggak mungkin kalau Allah berkehendak?

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE