source: instagram.com/thewidodo |
Ramadhan kali ini jelas berbeda. Tidak ada lagi sudut pikiran yang berjingkatan merencanakan kepulangan ke kampung halaman di penghujungnya. Tidak lagi sama persuaan penuh kasih dengan sanak saudara dan handai taulan di tanggal 1 bulan selanjutnya. Bahwa tidak mengunjungi rumah, berdiam di perantauan, dan menahan sesak yang membanjiri dada adalah bentuk cinta setulus-tulusnya saat ini. Itjen Kemenkeu ingin menepuk-nepuk bahu semua orang yang sedang mengarungi masa sulit itu dengan persembahan puisi berjudul “Surat dari Ibu” ini. Kami tahu air mata yang menggantung di sudut mata. Kami memahami kerinduan yang belum dapat terjawab dengan perjumpaan. Kami ikut merasakan masa di mana beban menjadi begitu sarat ditanggung batin.