-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master of Commerce in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

INSOMNIA (2)



Adakah yang lebih terjaga di dalam hari
Dari batin yang kerap bercakap-cakap sendiri
Setelah arah,  aku kehilangan tujuan
Segala penjuru ku langkahi dan kabut terus memaksaku pulang
Tak habis aku berharap kau muncul dari tikungan di depan sana

Aku khawatir lampu jalanan terlalu hafal langkahku
Aku masih selalu berjalan di malam hari
Bersama irama parau laju yang berlalu lalang
Meskipun takut bayanganku sendiri lelah mengikuti
Batin yang bercakap-cakap sendiri
Lara dan rindu yang bertengkar sendiri
Pagi yang tiba-tiba datang sendiri

JARAK 2

Kau telah selesai berkemas-kemas. Aku melihat sayap di punggungmu membentang. Ku dengar suara khas langkah kakimu yang sebentar lagi tak berpijak di sini. Di hari keberangkatanmu, aku masih mendengar dan melihat walaupun telah menutup telinga dan memejamkan mata. Aku tak lapar meskipun telah begitu lama tidak makan. Aku tak tertidur sekalipun telah terjaga beberapa malam ini. Aku takut saat aku terlelap, engkau menghilang. Kini aku menentang waktu agar tak berjalan maju. Dan kau tak sekalipun berucap selamat tinggal.

SHADOW


Hujan adalah rasa yang tak pernah tuntas. Setiap hujan usai, masih ada air jatuh lain di masa mendatang. Hujan adalah derai yang retak bersembunyi. Sekuat aku merahasiakan tangis saat engkau berpendar bagai kilat di tengah hujan, aku menyimpan rapi hati yang sepi. Apakah aku telah kehabisan cara untuk tetap merahasiakan rasa? Aku khawatir batin yang terapung hanyut membentur kakimu. Bilamana hujan datang mengguyur telapak kaki dalam dekap dingin bulir-bulir air, aku takut rindu menampakkan diri begitu saja.

MASTER OF CEREMONY TRAINING


Tanggal 14-15 September 2013 lalu saya mengikuti Master of Ceremony Training yang diadakan Public Speaking School. Saya berangkat dengan penuh semangat guna mengasah kemampuan saya berbicara di depan umum. Berbicara mungkin terlihat sederhana tetapi berbicara di depan umum tidaklah semudah yang dibayangkan. Beberapa orang bahkan lebih memilih melahirkan (yang konon katanya sangat menakutkan) daripada berbicara di depan umum. Di sini, saya akan sedikit sharing  materi yang disampaikan oleh kedua pembicara.
Pembicara di hari pertama adalah Mas Andi Iskandar (Sergap Pagi, Sindo TV). Mas Andi menggarisbawahi syarat cerdas, berimajinasi, dan kemampuan bekerja sama sebagai syarat seorang MC. Gaya Beliau yang santai membuat kita dengan mudah menebak style pembawa acara apa yang diajarkan kepada peserta.  Mas Andi menekankan juga pentingnya survey and preparation sebelum membawakan sebuah acara. Sebelum membawakan acara seorang MC harus mendata terlebih dahulu latar belakang audience, mengumpulkan informasi mengenai acara dan penyelenggaranya, datang lebih awal ke lokasi acara, visualisasikan anda benar-benar membawakan acara di depan audience, serta melakukan rehearsal.

Cara mengatasi Demam Panggung;
>Rumus Air
Menurut Mas Andi, biarkan acara mengalir, jangan terlalu banyak ketakutan dan keraguan.
>Jangan menuntut tampil sempurna
Bukan berarti seadanya, tetapi lebih kepada penerimaan bahwa setiap orang mungkin melakukan kesalahan. Berusaha yang terbaik itu penting tetapi jangan biarkan kesalahan mengganggu konsentrasi kita selanjutnya. Jika melakukan kesalahan, segera minta maaf dan lupakan. The show must go on
>Datang lebih awal (visualisasi)
Bayangkan audience telah mengisi tempat acara dan kita benar-benar membawakan acara di depan mereka
> Kuasai medan
Seberapa besar volume suara yang harus kita produksi agar suara kita terdengar? Berapa jumlah audience?
>Mengorganisir dan menyusun gagasan
>Pastikan telah membawa cue card dan materi
>Ubah pikiran (-) menjadi (+)
Pastikan bahwa anda tidak memiliki prasangka negatif terhadap kemampuan anda, jalannya acara maupun terhadap audience
>Bergaul dengan audience
>Relaksasi
>Hindari makanan merangsang dan minuman bersoda
       >  Berdoa

Di hari kedua, materi diisi oleh Michael Tjandra (Seputar Indonesia). Mas Michael membuka sesi dengan latihan verbal. Beliau melempar sebuah kata benda dan peserta harus mendeskripsikan kata tersebut sepanjang mungkin. Mas Michael is clapping in front of us as the tempo of words we produced. Tak dinyana-nyana, hal ini ternyata sangat sulit. Kita harus menjaga tempo bicara kita bahkan di saat otak kehabisan kata. Beliau juga mengacak-acak barang-barang di depan peserta untuk mengganggu konsentrasi di saat berpikir tentang kata selanjutnya yang harus diucapkan.

Bagi saya, pelajaran pentingnya adalah membaca dan berbicara. Bagaimana kita akan lancar berbicara jika kita tidak banyak perbendaharaan kata (yang didapat dari membaca) dan kebiasaan untuk berbicara. Pada akhirnya, kualitas bicara kita juga tergantung pada apa yang kita baca. Hihi, malu rasanya mengingat saya mulai kurang membaca akhir-akhir ini.

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE