Bolehkah aku menyadur sedikit demi sedikit tubuhmu menjelma puisiku?
Aku mendengar kisah tentangmu dari
seorang sahabat. Lazimnya mustahil berhasrat lebih dari sekadar berkawan dengan seseorang yang
hanya dikenal
melalui telinga. Tetapi aku terperangkap teka-teki dan perjudian mengenai perwujudanmu. Aku menggubah imajinasi tentang mata, senyum,
jemari, batin, paru-paru, hingga telapak kakimu ke dalam huruf. Bila kita bersua, apakah kenyataan akan meluruhkan larik-larik yang ku rangkai untuk menyusun tubuhmu?