Ada sesuatu yang
selalu membuatku lebih patah hati dari apapun: melihatmu menatap pasrah
perempuan yang bertahun-tahun kau cintai bersama seseorang lain. Kau masih saja
membiarkan dirimu tersudut di ruang hening seolah menikmati derita yang kau pelihara
baik-baik. Matanya berbinar-binar, matamu berkaca-kaca, dan mataku
berdarah-darah. Kau melulu berotasi di sekelilingnya bersama kesakitan yang
dilemparinya duri kian hari kian jamak. Jangan salahkan bila kini aku begitu
ingin memukulmu dan menunjukkan bahwa bumi tempatmu berpijak bukanlah bulatan
globe nan kerdil. Jika abai ataupun enggan melihatku, tidakkah kau melihat
perempuan lain?
LOVE AT SECOND SIGHT
Nur Imroatun Sholihat
March 03, 2015
Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu.- Dalam Doaku, Sapardi Djoko Damono.
Tuhan yang ku hampiri dalam lima
waktuku, ada doa yang kubisikkan melalui semesta semenjak mataku terbuka. Doa tak
putus-putus itu memohon Engkau melindunginya yang belum kulihat sepanjang
waktu ini. Aku belum merasai keberadaannya tetapi yakin di antara bermilyar
manusia yang hidup di dunia--dia ada. Engkau yang abadi terjaga dan menjaga,
berikan dia kemudahan dalam langkahnya.
DALAM DOAKU
Nur Imroatun Sholihat
February 19, 2015
abaikan wajah-bangun-tidur-dan belum-mandi kami |
Jakarta sejak kemarin dipeluk hujan. Sudah lebih dari 24 jam sang ibukota berkawan dengan air dari langit itu. Sebagai pegawai negeri berdedikasi tinggi yang tidak rela gajinya dipotong, kami yang baru terbangun dari tidur pun bersiap-siap berangkat ke kantor. Hal ini didasari analisa kami tentang kelangkaan metromini yang berimbas kami harus berjalan kaki ke kantor. Di foto kami terlihat tersenyum bukan? Tunggu dulu, kejadian aslinya jauh lebih drama dari yang terlihat. Seharian kosan kami mati lampu, tidak ada air untuk mandi kemarin malam. Tiga orang penakut di kosan memutuskan untuk tidur bersama di ruang menonton TV (Guess, who were them?). Pagi harinya saat terbangun, listrik belum menyala sehingga lagi-lagi tidak ada air untuk mandi. Kami pun hanya berganti baju dan langsung berangkat begitu saja. Abaikan kenyataan bahwa fashion kami sungguh tidak menarik dipandang mata berwarna. Karena kamar gelap, kami asal mengambil baju *true story.
HARMULERS THE EXPLORERS
Nur Imroatun Sholihat
February 10, 2015