Mas Bayu,
Bahkan setelah
lima tahun berlalu, tak jarang kau menjelma dalam mimpiku. Kau hampir tak
pernah melakoni peran utama tetapi menjadi anggota tetap dalam pementasan
mimpiku. Semalam kau terduduk santai membaca buku di ruang yang sama denganku. Kau
tak sekalipun menoleh ke arahku yang berkali-kali melintas di sekelilingmu. Aku
tak pernah mengerti peran macam apa yang sedang kau peragakan. Pemain yang
nyaris tidak melakukan gerakan apa-apa, tak berdialog maupun bermonolog—untuk
apa kau ada di sana.