Seorang sahabat
baru saja pulang dari ibadah umrah. Tak dinyana-nyana ucapannya kala itu, “
Im, minggu depan aku sama sekali nggak
bisa diganggu.” itu bermakna dia akan mengunjungi rumah Allah. Sepulangnya dari tanah suci, dia mengungkapkan banyak sekali cerita dari ibadahnya itu. Banyak
sekali kisah darinya tentang Mekah dan Madinah yang membuat saya terdiam. Mendengar ceritanya saja membuat hati bergetar. Saya jadi ingat waktu liburan di rumah
kemarin, bapak menasihati saya untuk meniatkan diri mendaftar haji karena saya sudah
nisab. Kata bapak, saya bersalah dan berdosa kalau terus menunda-nunda nabung haji. Haji adalah kewajiban setiap umat muslim yang sudah mampu. Kalau sudah nisab ya harus dilaksanakan--tidak perlu menunggu tua atau punya ini itu terlebih dahulu. Terlebih, kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput. Huhu. Alhamdulillah saya masih ditegur untuk memperbaiki diri. Ya Allah, semoga Engkau memberi kesempatan
hamba untuk juga bisa mengunjungi rumah-Mu. Semoga Engkau memberi umur bagi
hamba untuk bisa menunaikan ibadah haji. Semoga Engkau memudahkan rezeki dan
jalan hamba ya Allah.
Finally, I run again! Yeay.
Semenjak pindah ke Lampung, saya
kangen banget ikut event lari yang biasanya saya ikuti di Jakarta. Entah saya
yang ketinggalan info atau memang jarang ada event lari, pokoknya saya nggak
pernah ikutan event lari apa pun di sini. Maka ketika terdengar kabar Tribun
Lampung menggelar Colour Run 2016, saya tentu tidak melewatkan kesempatan
langka ini.
COLOUR RUN TRIBUN LAMPUNG 2016
Nur Imroatun Sholihat
December 04, 2016
Budaya
Indonesia terkikis perlahan-lahan meninggalkan kita resah menyaksikannya dari
kursi penonton. Budaya asing pun bergaung begitu nyaring di setiap harinya.
Kita masih saja setia menjadi pemirsa yang sibuk menuding pihak lain. Di setiap
permasalahan yang menghadang budaya, modernisasi kerap kali dikambinghitamkan.
Modernisasi seolah serta-merta menjadi antonim dari kelestarian budaya.
TENTANG BUDAYA YANG MENARI DI TENGAH MODERNISASI
Nur Imroatun Sholihat
November 27, 2016
Beberapa hari
yang lalu saya menerima sebuah paket kejutan dari sahabat saya, Resa Tri Putranto, yang
isinya buku tebal tentang merajut. Dia pasti diam-diam menertawakan saya yang sedang belajar kegiatan feminim itu. Well, my unladylikeness is too obvious.
Haha. Lagi pula sudah beberapa minggu ini saya nggak ngrajut *ketawa miris.
Berasa ketabok banget kan dikasih buku “The Complete Encyclopedia of Stitchery”.
Anyway, the aforementioned book is awesome ❤. As the title, it offered
full-package lore about crocheting. I
appreciate it so much, Res. I’ll learn about crocheting even deeper from now on
*forced laugh *he must be giggling for the trying-to-be-feminine me
STITCHERY
Nur Imroatun Sholihat
November 22, 2016