source: pixabay.com |
Aloha! Long time no see. Sebagai makhluk remah-remah
rengginang yang kalau belajar harus fokus banget biar paham, saya sampe nggak
nulis dulu akhir-akhir ini. Guess what's the class I took a few days ago? Yes.
COBIT 5 Foundation Training. Ketertarikan saya pada dunia tata kelola TI (IT governance)
dimulai saat saya memutuskan untuk menulis skripsi dengan topik penerapan audit
tata kelola TI berbasis COBIT 4.1 di Kemenkeu (you can read my undergraduate thesis here). Dan sudah menjadi rahasia umum kalau
skripsi itu diubek-ubek hampir tiap waktu dalam durasi yang sangat lama kan? Witing tresno jalaran
seka kulino benar adanya. Singkat cerita, sebenarnya sih nggak
paham-paham amat tapi saya jatuh hati sama filosofi tata kelola TI. Weill
(2004) menyatakan: IT governance matters
because it influences the benefits received from IT investment (tata
kelola TI penting sebab mempengaruhi manfaat yang diterima dari investasi TI).
Gini deh, kita semua dari level individu aja menghabiskan uang yang tidak
sedikit untuk TI kan? Boleh lah hitung total harga laptop, ponsel, dan aneka gadget
kita. Nah, bayangkan berapa banyak uang yang dihabiskan
organisasi besar untuk TI mereka. Terus gimana sih memastikan dana besar yang
diinvestasikan dalam wujud TI itu memberikan keuntungan yang sepadan bagi
organisasi? Berdasar pernyataan Weill di atas, manfaat investasi TI dapat
dipastikan dengan tata kelola TI yang baik.