(First of all, pardon me for whining and grumbling so hard)
Pagi ini seharusnya saya mengisi sebuah acara Writing Workshop di Jakarta. Akan tetapi, kemalangan secara berturut-turut menghampiri saya. Saya kehujanan di tengah jalan menuju bandara kemudian balik ke kosan untuk mengambil jas hujan. Oleh karena itu, saya ketinggalan pesawat yang semula jadwalnya pukul 06:30. Saya membeli tiket baru penerbangan pukul 08:00 dan ternyata pesawatnya delay sampai pukul 11:30. Workshop yang seharusnya saya datangi itu selesai pukul 12:00. Saya seperti kehilangan semua tulang yang menyangga badan saya. Ada begitu banyak paku yang menusuk-nusuk hati saya. Dan di antara semua emosi yang kusut di batin, saya menguraikannya satu persatu.
Pagi ini seharusnya saya mengisi sebuah acara Writing Workshop di Jakarta. Akan tetapi, kemalangan secara berturut-turut menghampiri saya. Saya kehujanan di tengah jalan menuju bandara kemudian balik ke kosan untuk mengambil jas hujan. Oleh karena itu, saya ketinggalan pesawat yang semula jadwalnya pukul 06:30. Saya membeli tiket baru penerbangan pukul 08:00 dan ternyata pesawatnya delay sampai pukul 11:30. Workshop yang seharusnya saya datangi itu selesai pukul 12:00. Saya seperti kehilangan semua tulang yang menyangga badan saya. Ada begitu banyak paku yang menusuk-nusuk hati saya. Dan di antara semua emosi yang kusut di batin, saya menguraikannya satu persatu.