Tanggal 21-22 November kemarin
saya mengikuti yudisium dan wisuda di kampus saya, Unila. Sempat
bimbang apakah saya akan ikut acara tersebut atau tidak mengingat saya sudah
kembali bekerja. Lagi pula seperti yang teman-teman saya bilang, “kita sudah
terlalu tua untuk berselebrasi.”. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk datang sebab
jauh di lubuk hati, saya menghargai pencapaian apapun untuk dirayakan. We’re
never too old to celebrate happiness.
Showing posts with label personal. Show all posts
Showing posts with label personal. Show all posts
with Mr. Yuliansyah |
CAAGA CONFERENCE 2017 (PART 2)
Nur Imroatun Sholihat
November 09, 2017
Saya baru saja menghadiri Comparative Asia Africa Governmental Accounting (CAAGA) Conference 2017 di Subang Jaya, Malaysia. Keikutsertaan saya di conference ini bermula dari ide pembimbing saya yang meminta saya mengubah skripsi saya menjadi format paper. Beliau kemudian mengirim tulisan kami (yang Bahasa Inggrisnya entahlah itu. I'm fully taking responsibility for the quality of english used. Lol) ke proofreader. Setelah tulisan kami melalui proses proofreading, Beliau mengirimnya ke CAAGA Conference 2017. Pada tanggal 20 Oktober, kami menerima notification of paper acceptance. Aaaaaaaaaahhhh I couldn’t contain my feeling. Langsung bersujud nangis terharu aja gitu. Saya telah memimpikan ini demikian lamaaaa. Sejak SMP, saya berdoa semoga suatu saat nanti saya bisa masuk jurnal internasional dan kini akhirnya terwujud. Allah memberi saya 2 kejutan: terwujud lebih cepat dari yang saya rencanakan dan di level jurnal yang lebih dari yang saya targetkan. Dulu sih saya berpikir harus nunggu S2 dulu terus masuk jurnal apa aja boleh yang penting internasional. Ternyata seusai S1 saya bisa diterima di jurnal Scopus. All praises to Allah for giving me such a blessing.
CAAGA CONFERENCE 2017 (PART 1)
Nur Imroatun Sholihat
November 07, 2017
(Usually, I refrained from sharing a very
personal story especially about my sorrow over finding someone. But I ended up
wanting to write it as an encouragement for other people who are in the same
situation as me. Please cheer up and smile.)
Cerita ini bermula dari ngobrol dengan beberapa teman
tentang membeli rumah. Beberapa teman saya yang sudah menikah bisa
membeli/mencicil rumah bersama pasangannya. Beberapa bahkan sudah mencicil
rumah bersama calon pasangan/pacar mereka sebelum menikah. Tetapi saya hanya
bisa tersenyum setiap kali ajakan untuk membeli rumah tinggal di Jakarta datang
pada saya. Sendirian mencicil rumah di Jakarta tentu hampir-hampir tidak
mungkin dengan penghasilan saya saat ini. Padahal harga rumah semakin mahal
dari waktu ke waktu. Tentu saya ingin segera membeli sebelum harganya tak
terjangkau lagi. Tetapi saya bisa apa.
REZEKI ITU URUSAN ALLAH
Nur Imroatun Sholihat
October 11, 2017
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XX
Nur Imroatun Sholihat
October 01, 2017
source: twitter.com/safina5x |
Tonight, I’ll go back to Jakarta leaving the city I’ve
been into for the last 2 years. When I went to perform subh prayer with Upi, we
talked about this very last day we’ll stand in the same land. I said to her,
“but it’s kinda surprising that we’re much stronger than we thought before,
right?”
STRONG ENOUGH
Nur Imroatun Sholihat
September 24, 2017
source: pinterest.com |
(The content of this post is taken from my personal
diary. I just finished writing it and somehow managed to post it here.)
Di salah satu hari di Bulan September saya dilahirkan.
Di hari itu di setiap tahunnya, saya membiasakan diri untuk menulis surat untuk
september yang akan datang, membaca surat yang saya tulis di september tahun
lalu, serta berkontempelasi mengenai hidup saya setahun terakhir. Tahun ini,
karena kesibukan mempersiapkan ujian komprehensif, saya baru melakukan ketiga
hal tersebut hari ini. Saya akan memulainya dengan membahas isi surat dari diri
saya setahun yang lalu.
10 SEPTEMBER 2017
Nur Imroatun Sholihat
September 10, 2017
source: gxo4r801.adtddns.asia |
(Sorry beforehand for it is a rather long story. Hehe.)
Tulisan ini akan menjelaskan babak akhir dari
perjalanan skripsi saya. Setelah menyelesaikan seminar hasil, saya harus
merevisi skripsi untuk mendapat acc ujian. Dari proses revisi ini saya belajar
bahwa kita semua memiliki potensi yang belum kita maksimalkan. I couldn’t contain
my thankfulness to the examiner, Mrs. Rindu Rika Gamayuni, for pointing out my thesis’s
flaws. Kalau Beliau nggak pernah bilang skripsi saya seperti laporan PKL dan
saya harus menambahkan analisis yang mendalam, saya mungkin masih terjebak di
level saya yang sebelumnya. Oh ya, skripsi ber-acc ujian merupakan salah satu
persyaratan pendaftaran ujian pendadaran dan ujian komprehensif. Berhubung
syarat pendaftaran kedua ujian tersebut cukup banyak, saya jadi cukup
mondar-mandir mengumpulkan syarat. Setelah semua terkumpul, babak ujian pun
dimulai.
THE JOURNEY OF MY UNDERGRADUATE THESIS (PART 3)
Nur Imroatun Sholihat
September 09, 2017
source: oogopdetoekomst.com |
Setelah di
tulisan sebelumnya diceritakan perjalanan saya sampai mendapat dosen pembimbing
baru, akhirnya saya memulai bimbingan skripsi bersama kedua orang hebat yang
mengiringi perjalanan saya itu. “Don’t give up” was the constant encouragement
they said to me.
4. Menulis Proposal Skripsi.
Nah setelah
mendapat dosen pembimbing baru saya akhirnya saya memulai menulis proposal
skripsi. Sebelum bimbingan, tulisan saya harus melewati editing dari Aldo biar
nggak malu-maluin Bahasa Inggrisnya. Nulis skripsi in english punya risiko bawaan berupa dikoreksi grammar-nya oleh dosen pembimbing dan saya cuma
bisa sok tegar gitu padahal malu. Dan dampak positifnya saya jadi
dipaksa belajar Bahasa Inggris lebih keras lagi. Saya jadi banyak baca
referensi luar negeri biar tulisan saya nggak kaku. Saya nggak ragu sesekali
baca ulang materi misal: passive voice, conjunction, dll. Saya juga install
google translate di ponsel sebagai alat bantu kalau udah stuck banget. Pokoknya special thank to Merriam-Webster Dictionary
dan Google Translate deh.
THE JOURNEY OF MY UNDERGRADUATE THESIS (PART 2)
Nur Imroatun Sholihat
September 08, 2017
Alhamdulillah. Finally I finished my study safely
(lol). The tough journey to obtain the “Bachelor of Economics” title has
finally come to an end. So, I’ll share you the story behind my undergraduate
thesis and what I learnt from it. I write this with no intention to show off my
thesis or something similar to that. I just want to share the emotions,
feelings, and encouragement for everyone who is writing a thesis or will write
a thesis someday.
source: pixmix.it |
Jadi,
tahapan-tahapan yang saya lalui ketika menulis skripsi antara lain:
THE JOURNEY OF MY UNDERGRADUATE THESIS (PART 1)
Nur Imroatun Sholihat
September 07, 2017
"You must be patient. Even if the pains of waiting and wishing and praying tire you, be patient. Even when long periods of time pass by and others are blessed with what they’ve been praying for while you still wait, be patient. For Allah does not waste the effort of the doers of good. He delays His response only to hear you call to Him more. Be patient. For what awaits you is sweeter than the bitterness of longing."(Unknown)
BE PATIENT
Nur Imroatun Sholihat
September 05, 2017
source: pinterest.com |
(I don’t usually share a very
personal story but this time I feel like making this story spoken out. It’s
just… my heart scattered into pieces. Oh Allah, pardon me for being
downhearted. I know You know what's inside my heart even the things I don't
know. I'm ashamed for my constant complaint though.)
Sedari kecil, hal-hal dalam hidup
saya sepertinya terlambat. Penundaan seolah menjadi kawan baik saja dari hari
ke hari. Saya terlambat dalam banyak hal mulai dari mengerti tentang dandan
(sampai awal masa kuliah pun saya belum paham konsep untuk terlihat menarik.)
sampai terlambat mendapatkan hal-hal yang penting bagi kehidupan.
A LIFE WITH TOO MANY DELAYS
Nur Imroatun Sholihat
August 31, 2017