Setiap yang mempunyai tujuan
membutuhkan audit
To be honest, until now I still wonder, how strong am I to stay still for days in the class. I always am so sleepy
whenever I have to listen to the teacher and do nothing else. I think I’m a bad student
TT.TT. That’s why, I need to write this diary to ensure myself that I, at
least, know what the teacher said *run run*.
Secara text book, audit adalah
penilaian sistematis dan objektif mengenai operasi/aktivitas guna menjamin
tercapainya tujuan (efektif, efisien, ekonomis, taat peraturan, amannya asset, dan laporan pertanggungjawaban yang akurat). Audit memiliki beragam jenis seperti
audit keuangan, audit kinerja, dan audit dengan tujuan tertentu. Tujuan akhir
audit adalah tercapainya tujuan organisasi. Sebentar, bukan materi buku yang ingin
saya tulis. Saya ingin menyederhanakan cara saya mengingat-ingat materi tentang
audit ini.
Ketika kita menetapkan sebuah
tujuan, akan selalu ada hambatan dan ada juga usaha yang kita lakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Saran dari orang lain juga diperlukan sebagai petunjuk untuk meraih tujuan. Seperti itulah juga audit. Ketika
sebuah perusahaan/instansi ingin mencapai tujuan organisasi: ada risiko, ada
aktivitas untuk mengatasi risiko, serta ada audit sebagai pendapat professional
untuk memastikan bahwa perusahaan akan mencapai tujuannya.
Misalnya, saya ingin pergi ke hatimu
rumah teman saya. Akan ada hambatan seperti kehujanan, nyasar, dan macet. Kita melakukan
tindakan agar kita tetap sampai ke tujuan dengan efektif salah satunya dengan berangkat lebih cepat. Ketika
kita tersesat dan tak tahu arah jalan pulang *nyanyi, kita bisa menelepon teman
kita untuk menanyakan arah yang harus kita tempuh. Hambatan adalah hal-hal yang membuat perusahaan tidak mencapai tujuannya/tercapai tetapi tidak efektif, efisien, ekonomis, taat aturan, dll. Sedangkan teman yang memberi tahu kita jalan layaknya auditor bagi perusahaan.