-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master of Commerce in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

Showing posts with label fiksi. Show all posts
Showing posts with label fiksi. Show all posts

INSOMNIA (3)

Adakah yang lebih terjaga di malam hari
Dari batin yang lalai untuk lelah
Rasa kantuk yang tunggang langgang berlari
Dikejar gundah tak berkesudahan

MIRACLE

Kau yang mendatangkan bahagia
Aku senangtiasa berdoa Tuhan mengkhususkanmu untukku
Sebab tak sengaja sekat terasa begitu menyesakkan

TAP

Darimana asalnya suara ini? Aku mendengar alunan musik setiap kau berada dalam jarak dekat.

Entah ada apa pada sepatumu. Ketukannya membentuk harmoni. Semua detail gerakanmu adalah tarian. Ekspresi wajahmu menjiwai setiap perpindahan raga. Melangkah, mengayunkan tangan, mengusap keringat, menarik kursi--suara langkah kakimu adalah perkusi bagi tarimu. Udara dan segenap serpihan di semesta menjadi musik pengiringnya. Bumi menyusun panggung dengan efek-efeknya untukmu. Bagaimana mungkin setiap sel dalam tubuhmu berbicara bahasa nonverbal?

Sebentar. Apakah orang-orang yang sedang bercakap-cakap juga tengah berakapela untuk tarianmu?

CANGGUNG


Aku yang terkantuk-kantuk saat disyairkan sajak
Emosi yang dititipkan bait-baitnya
Tak diterjemahkan oleh benak
Sayup alam bawah sadar menolak mendengar
Lambat laun menua sepanjang lelap
Mengapa lirik itu berteriak-teriak
Padahal tidurku nyenyak

ALIS

Gitar di punggungmu seolah siap melangkah tetapi tanganmu masih menggenggam jari-jariku terlalu erat. Aku tak kuasa melangkah sejengkal pun guna membiarkanmu menuju kereta. Lalu ku tersenyum melambaikan selamat tinggal. Sejujurnya saat ini aku berkhayal menyusup dalam darahmu melalui pori-porimu. Aku ingin ikut serta ke mana pun dirimu berpindah. Tetapi aku memilih tinggal sembari diam-diam mendoakanmu. Aku ingin menjadi seseorang yang tegar untuk cita-citamu.

ANYAMAN

Kita menganyam angan bersama
Membujur searah, menyelaraskan langkah
Jalinan mimpi kita tak pernah mudah tapi kau melengkapinya
Warnamu, polamu, bahkan keberadaanmu saja cukup
Menghadirkan selaksa cerita yang tak pernah biasa

MURAM

Di taman bermain warnaku suram
Debu rata menaburi wajah
Kegaduhan membiarkan ku tertidur nyenyak
Gempita suara berlarian hilir mudik
Ku dengar hanya denyut nadi sendiri
Ayunan riuh berlenggak-lenggok
Membisu kaku di penglihatan
Warna-warna yang tak ku kenali
Menghitam seluruhnya
Langit putih
Adalah legam
Aroma kesendirian yang ku hela
Sedikit lagi, tak ada suara apapun tertinggal
Sepotong kehampaan melamun
Dunia tak bergerak

DAY

Selamat pagi, alien. Apa yang kau bawa dari luar angkasa hingga aku tersihir? Sepertinya aku dijatuhi harta karun dari pesawat UFO. Aku masih saja tak tahu apa yang harus dilakukan saat bertemu denganmu. Tak pernah aku begini sebelumnya. Kaki enggan melangkah karena kau masih tersenyum kecil di sudut sana. Kau menyapa dengan suara yang hampir meruntuhkan dinding tempat ku bersandar. Kau berlalu seperti makhluk galaksi lain yang tak asing pada bumi. Semua kau lakukan dengan biasa, hatiku saja yang tidak bekerja semestinya. Batin tak sedikit pun ragu membisikkan misi kejahatan. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku ingin menculik seseorang. Aku ingin memasukkanmu dalam karung dan membawamu pulang.

PASUNG

Kalau aku tak ke mana-mana
Tak melihat warna cahaya di  jagad sana
Aku juga tak akan mampu apa-apa

ACT 2

Aku membencimu yang melangkah ke arahku seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sungguh kau tak tahu diri melompati retakan bumi yang membentang lebar. Aku mengusirmu mundur sembari segenap daya meyakinkan diri. Keraguan adalah pekerjaan hati dan aku merahasiakannya. Menyakitkan bukan dibuang begitu saja tatkala kita menaruh segenap harap?

PINDAH

Bocah kecil menatap dunia
Seolah bumi tak lain bulatan globe
Riang rona merahasia ragu
Gentar bila jurang di depan menganga
Menelanku

KETIKA KU BUKA JENDELA KACA

Pada jendela yang ku buka
Berkaca
Wajahku beda
Ku dengar riuh membahana di jalan raya
Klakson-klakson yang gempita berteriak
Ada dunia yang lebih luas dari sekadar kamarku
Dari sebatas pikiranku
Sudut pandang yang tak sesempit kotak buram
Udara yang tak bermalas-malasan di tepi jendela
Air yang berlarian ke bumi
Debu yang beterbangan
Di luar jendela yang tersangga

ACT

Aku tak bisa berkawan dengan fakta bahwa aku mencintai orang yang paling ku benci. Aku benci kenyataan bahwa aku masih merindukanmu setelah derita sedalam ini.  

ALFABET

Sajak adalah rumah luas dengan bilik-bilik di dalamnya
Cinta adalah ruang tamunya
Bagaimana seseorang yang tidak pernah jatuh hati harus menuliskan sajak berlembar-lembar?
Hambar
Alfabet sedang berbicara pada jarak sedekat ini
Meledek rekaan yang ku aduk dalam puisi
Tentang imajinasi palsu yang ku titipkan pada kata

KOLONG

Dua orang yang tidak bercakap-cakap
Tetapi ingin makhluk di hadapnya mendengar sesuatu
Berdoa seseorang itu mengetahui maksud batin
Sekat tipis memantulkan segenap sandi
Pada suasana yang tak memiliki perwujudan kata
Aku datang menyeret rindu
Hanya untuk mendengar sedikit suaramu, beberapa detik saja

ALIEN

Kau alien yang tersesat ke bumi, mungkin?

Kau seakan tahu bahwa di kolong langit, seseorang menunggu keajaiban menghampiri. Kau mendarat di hadapanku pagi itu seperti kejutan dalam kotak berpita. Ketika ku buka, menyembul wajah yang sepertinya otomatis selalu tersenyum. Sorot matamu binar seolah dunia tak bisa mengganggu. Dengan kekuatan yang dibawa dari luar angkasa kau membuat setiap hari adalah hari keberuntungan. Kau aneh dan aku menyukainya. Seketika aku ingin menawarkan diri untuk diculik oleh alien ini.

SEBELUM HUJAN

Sebelum hujan adalah masa yang selalu luput dari pandangan. Bumi seakan tabah atas langkah tergesa-gesa sebelum hujan. Langit sabar disesaki gumpalan pesan di pikiran orang-orang sebelum hujan. Kata-kata menggantung di awan hanyalah payung, secangkir teh, rumah, dan tentu saja rindu. Sementara dalam diriku bukan kaki melainkan batin yang tergesa-gesa. Di langit bergelayut pesan pencarian yang hampir putus asa.

TEMPO



Tiada satupun keramaian yang ku sukai
kecuali riuh tempomu di sudut telingaku
Aku mencintai sepi
Membiarkan denyut jantung berbisik dalam sunyi
Tapi kau satu-satunya keramaian yang tak terhindari
Detakmu adalah kawan batinku sendiri

KEMARIN


Semesta memperjumpakan kita pada bilangan angka yang terlalu awal. Aku asing pada kalimat yang harus ku selipkan dalam doa karena kehadiranmu. Kau di kala ku sangat muda telah menyinonimkan diri dengan kebahagiaan. Kau di masa itu adalah unsur dalam senyawa udara yang hela. Tetapi takdir baik menghentikan pekerjaannya saat kita sampai di usia seseorang mungkin jatuh cinta. Kita menyerah pada jarak kemudian mulai melupakan kemarin.

(UNSENT MAIL) TO YOU

Hai, apakah kau baik-baik saja?

Hari ini aku sedang membuka satu-persatu email yang masuk. Pekerjaan seperti hendak mencekikku. Ku abaikan semua pesan dan mengalihkan pilihan untuk mengetik sebuah email. Aku menulis dan menyimpan lagi surat untukmu. Hujan yang membentur pelataran gedung ini seolah juga menghantam lantai hatiku. Aroma air hujan serasa pisau tajam. Maaf, surat yang kesekian kali ini tak jua bisa ku kirim. Biarlah aku menggenggam rahasia ini sendiri, bahkan darimu.

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE