-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master of Commerce in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

Showing posts with label fiksi. Show all posts
Showing posts with label fiksi. Show all posts

SAJAK SEBATANG LISONG

Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan
(Sajak Sebatang Lisong, W.S. Rendra)
Hari ini saya sedang diklat teknik audit berbantuan komputer (TABK) *gosh, it's difficult *my brain is about going to explode. Karena butuh pelarian *tsaah, di saat istirahat saya memutar deklamasi puisi yang selalu berhasil membuat saya merinding. Puisi itu berjudul "Sajak Sebatang Lisong" karya si merak, W.S. Rendra. Puisi yang dibacakan tanggal 19 Agustus 1977 di ITB ini bercerita tentang keadaan negara yang karut marut. Bahasanya nyleneh tetapi membius kita untuk mengangguk-angguk setuju. Selain ulung menulis, kita tahu bahwa Rendra juga begitu apik membacakan puisi. Maka jadilah saya mengangga dalam rasa kagum mendengar deklamasi sang penyair.

SEJUMPUT GULA

Malam ini aku hampir tak percaya pada kabar yang diucapkan seorang sahabat padaku. Jika orang menamai ini kebetulan, aku lebih menganggapnya magnet bernama doa. Seseorang yang sahabatku idam-idamkan sejak lama memulai obrolan serius. Kakiku bergetar mendengarnya. Kisah seperti itu bukanlah semata-mata milik drama dan film. Sungguh Alloh tahu setiap harapan yang tersembunyi. Alloh tahu doamu dan doanya telah saatnya bersautan saling menjawab. Mataku sarat menahan air mata bahagia.

ESCAPE

You made a door on my densest wall
Yesterday I was busy knocking
The key on your pocket
I gotta meet you
Exactly you

Locked in the now me
Hate to sneek your very own shadow
Tear up my wall into chips
Kidnap me
I need to see you
Exactly now

BAHASA

Suara sepatu kirimu hampir tak berjarak dari kaki kananmu
Tergesa
Dengan tuturan apa kau hendak melintasiku
Berjalan lamban menungguimu

APUNG

Aku ingin mengapungkan sajak bermakna
Lamun aku sendiri tak paham apa yang hendak ku larung di laut itu
Hanya tak mampu berdiam pada suara botol terombang-ambing
Teriaknya lebih gaduh ketimbang ombak berdebur
Aku berdenyut lambat bersama gemuruh

PONSEL

Ku lepas baterai telepon genggamku
Agar tak dapat ku ketik pesan untukmu
Terhadang langkah memanggilmu
Sosok yang ku ingini sepanjang aliran darah
Ku pasrahkan rasa gundah

Tak menatap foto-foto yang dicuri melalui kamera
Menolak mendengar rekaman suaramu
Sesak berjejalan di kartu memoriku

KONSTELASI


Ketika bersama jarak ku pandang, kau bak mengikat bintang-bintang dalam rasinya. Selain menyusun konstelasi, aku yakin bintang juga menyusun namamu. Di malam syahdu, pikiranku digelantungi bintang-bintang yang menari lambat dalam alunan akustik. Aku tak putus terkesima pada sepotong denting yang menaburkan kedamaian di sekelilingku itu.

INSOMNIA (4)

Adakah yang lebih terjaga di malam hari
Dari pendengaran yang sepanjang malam digedor jarum jam
Suara kaki diseret
Merengek di daun telingaku
Silap aku tak kunjung lelap

Di gelap absolut
Seseorang itu beringsut menegakkan obor berkobar-kobar
Ku lirik rupa yang ku kenali
Tanpa bayangan ia menghantu
Aku pun mengunci kamarku
Sinar itu menerobos celah pintu

INSOMNIA (3)

Adakah yang lebih terjaga di malam hari
Dari batin yang lalai untuk lelah
Rasa kantuk yang tunggang langgang berlari
Dikejar gundah tak berkesudahan

MIRACLE

Kau yang mendatangkan bahagia
Aku senangtiasa berdoa Tuhan mengkhususkanmu untukku
Sebab tak sengaja sekat terasa begitu menyesakkan

TAP

Darimana asalnya suara ini? Aku mendengar alunan musik setiap kau berada dalam jarak dekat.

Entah ada apa pada sepatumu. Ketukannya membentuk harmoni. Semua detail gerakanmu adalah tarian. Ekspresi wajahmu menjiwai setiap perpindahan raga. Melangkah, mengayunkan tangan, mengusap keringat, menarik kursi--suara langkah kakimu adalah perkusi bagi tarimu. Udara dan segenap serpihan di semesta menjadi musik pengiringnya. Bumi menyusun panggung dengan efek-efeknya untukmu. Bagaimana mungkin setiap sel dalam tubuhmu berbicara bahasa nonverbal?

Sebentar. Apakah orang-orang yang sedang bercakap-cakap juga tengah berakapela untuk tarianmu?

CANGGUNG


Aku yang terkantuk-kantuk saat disyairkan sajak
Emosi yang dititipkan bait-baitnya
Tak diterjemahkan oleh benak
Sayup alam bawah sadar menolak mendengar
Lambat laun menua sepanjang lelap
Mengapa lirik itu berteriak-teriak
Padahal tidurku nyenyak

ALIS

Gitar di punggungmu seolah siap melangkah tetapi tanganmu masih menggenggam jari-jariku terlalu erat. Aku tak kuasa melangkah sejengkal pun guna membiarkanmu menuju kereta. Lalu ku tersenyum melambaikan selamat tinggal. Sejujurnya saat ini aku berkhayal menyusup dalam darahmu melalui pori-porimu. Aku ingin ikut serta ke mana pun dirimu berpindah. Tetapi aku memilih tinggal sembari diam-diam mendoakanmu. Aku ingin menjadi seseorang yang tegar untuk cita-citamu.

ANYAMAN

Kita menganyam angan bersama
Membujur searah, menyelaraskan langkah
Jalinan mimpi kita tak pernah mudah tapi kau melengkapinya
Warnamu, polamu, bahkan keberadaanmu saja cukup
Menghadirkan selaksa cerita yang tak pernah biasa

MURAM

Di taman bermain warnaku suram
Debu rata menaburi wajah
Kegaduhan membiarkan ku tertidur nyenyak
Gempita suara berlarian hilir mudik
Ku dengar hanya denyut nadi sendiri
Ayunan riuh berlenggak-lenggok
Membisu kaku di penglihatan
Warna-warna yang tak ku kenali
Menghitam seluruhnya
Langit putih
Adalah legam
Aroma kesendirian yang ku hela
Sedikit lagi, tak ada suara apapun tertinggal
Sepotong kehampaan melamun
Dunia tak bergerak

DAY

Selamat pagi, alien. Apa yang kau bawa dari luar angkasa hingga aku tersihir? Sepertinya aku dijatuhi harta karun dari pesawat UFO. Aku masih saja tak tahu apa yang harus dilakukan saat bertemu denganmu. Tak pernah aku begini sebelumnya. Kaki enggan melangkah karena kau masih tersenyum kecil di sudut sana. Kau menyapa dengan suara yang hampir meruntuhkan dinding tempat ku bersandar. Kau berlalu seperti makhluk galaksi lain yang tak asing pada bumi. Semua kau lakukan dengan biasa, hatiku saja yang tidak bekerja semestinya. Batin tak sedikit pun ragu membisikkan misi kejahatan. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku ingin menculik seseorang. Aku ingin memasukkanmu dalam karung dan membawamu pulang.

PASUNG

Kalau aku tak ke mana-mana
Tak melihat warna cahaya di  jagad sana
Aku juga tak akan mampu apa-apa

ACT 2

Aku membencimu yang melangkah ke arahku seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sungguh kau tak tahu diri melompati retakan bumi yang membentang lebar. Aku mengusirmu mundur sembari segenap daya meyakinkan diri. Keraguan adalah pekerjaan hati dan aku merahasiakannya. Menyakitkan bukan dibuang begitu saja tatkala kita menaruh segenap harap?

PINDAH

Bocah kecil menatap dunia
Seolah bumi tak lain bulatan globe
Riang rona merahasia ragu
Gentar bila jurang di depan menganga
Menelanku

KETIKA KU BUKA JENDELA KACA

Pada jendela yang ku buka
Berkaca
Wajahku beda
Ku dengar riuh membahana di jalan raya
Klakson-klakson yang gempita berteriak
Ada dunia yang lebih luas dari sekadar kamarku
Dari sebatas pikiranku
Sudut pandang yang tak sesempit kotak buram
Udara yang tak bermalas-malasan di tepi jendela
Air yang berlarian ke bumi
Debu yang beterbangan
Di luar jendela yang tersangga

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE