pelataran museum |
Semua hal yang terjadi di sekitar kepindahan saya dari Jakarta.
Episode I: I FORGET JAKARTA
Mengapa saya menulis bagian ini? Ah, this friend. Dia merekomendasikan
sebuah lagu kepada saya menjelang kepindahan saya dari Jakarta. She said, “Go
listen to ‘Forget Jakarta’. I remember I was sobbing while listen to
it.”. Malam itu saya terpaku mendengarkan suara
Adhitia Sofyan di lagu tersebut. Lagu ini sepertinya akan menjadi lagu yang
sering saya dengarkan ketika saya sudah tidak di Jakarta lagi. Haha. Padahal saya pergi untuk
sementara saja tetapi saya kelewat sentimental saat ini. Mendengar lagu
ini seolah saya sedang berada dalam sebuah perjalanan tanpa arah mengelilingi
Jakarta. Saya tercekat seolah setiap sudut Jakarta menyimpan memori. Saya terdiam seakan segala hal yang dulu
saya anggap duka kota Jakarta adalah hal yang menyenangkan untuk dikenang.
Suddenly I only remember the lovely things about this city. But I need
to forget
Jakarta (for a while). Jakarta, neomu sarangsurowo :)
source: http://raun.deviantart.com/ |
abaikan wajah-bangun-tidur-dan belum-mandi kami |
Rasanya sudah lama saya nggak nulis di sini. Daripada nggak ada tulisan sama sekali, saya akan update random melalui tulisan ini. Ngapain aja sih saya akhir-akhir ini sampe nggak nengok blog, huhu. Mungkin blog ini lama-lama nggak mengakui saya jadi pemiliknya lagi kalau sering saya tinggal *ugly crying.
Jadi ceritanya saya lagi riweuh daftar kuliah. Syaratnya nilai TPA minimal 500 dan TOEFL di atas 450 (sengaja banget di-bold angkanya *run). Saya cerita ya pengalaman saya tes TPA dan TOEFL. Pertama, tes TPA Bappenas. Saya nggak tahu kenapa tes TPA itu seolah ditujukan buat cowok. Dua dari tiga jenis tesnya adalah tes numerik dan tes penalaran. Well guys, kenapa sih nggak ada tes kepekaan perasaan, pasti cewek yang menang *digebuk penemu tes TPA. Saya mau berbagi trik menghadapi tes TPA tapi nilai saya mengingatkan saya bahwa saya nggak pantas melakukannya, haha. Yang jelas kita harus pinter-pinter milih soal yang gampang, soal yang susah ditinggal aja. Kita boleh susah move on di kehidupan nyata tapi wajib selalu move on kalau ketemu soal yang susah. Saran aja sih, perluas pengetahuan kosakata dengan rajin membaca. Setidaknya itu udah menyelamatkan tes verbal. Buat tes numerik, saya cuma bisa bilang “seharusnya saya menginvestasikan sebagian uang saya untuk otak.”. Jangan ragu untuk beli buku-buku pengasah otak meskipun lagi nggak pengen ikut tes apapun. Misal, beli buku latihan TPA lalu kerjain pelan-pelan selesainya setengah tahun juga nggak apa-apa. Kalau udah selesai, beli buku lain dan kerjakan lagi. Mungkin terdengar agak lebay tapi otak yang nggak diasah akan menurun kemampuannya. Terakhir untuk tes penalaran, nggak ada tips khusus selain belajar dari buku TPA. Mungkin tips terbaik yang bisa saya bagi adalah berlatih menjadi orang yang logis setiap menghadapi masalah *sotoy.
Stay gold: Being true to yourself, innocent, uncurropted, unblemished, not conforming to what society dictates but in a sense marching to the beat of your own drummer.(urbandictionary.com)