-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master's in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

Showing posts with label fiksi. Show all posts
Showing posts with label fiksi. Show all posts

SUATU SORE BERSAMAMU

source: pinterest.com
Suatu sore bersamamu, aku menikmati angin yang tak terlalu sibuk berlalu-lalang. Dedaunan meliuk perlahan mengikuti irama angin yang berjingkat lambat. Suara gemerisik daun-daun yang saling bertegur sapa dan berjabat tangan berpadu dalam akapela. Suatu sore itu langit berwarna jingga dan pipimu memantulkan warnanya.

BE WELL

source: culture24.org,uk
Senyummu yang melengkung di layar menjawab sesuatu yang kerap kali menjadi tanda tanyaku. Lengkungnya menyerupai lengkung bulan di jendela kamarku. Matamu yang tenggelam kala tersenyum bak matahari yang tenggelam di langit senja. Sinarmu yang teduh memayungiku setiap hari tanpa aku tahu bahwa suatu saat sinar bisa saja meredup dan payung bisa usang.

MAYBE

Tujuh tahun mengenalmu dan menghabiskan tiga tahunnya untuk segala tanda tanya yang berawal dengan kata mungkin. Ketika segala rasa yakin tidak terlalu yakin terucapkan. Tatkala semua hasrat bersinonim dengan pengandaian.

Sebab sesungguhnya aku tak yakin bahwa kebahagiaan dan senyummu bukan hal yang paling kunikmati dalam hariku. Sejatinya aku tak sungguh-sungguh yakin bahwa aku bisa berlari ke arah selainmu ketika aku ingin berlari. Sejujurnya mau tak mau aku mengakui definisi dari mimpi dan doa telah menjelma dirimu.

DI TENGAH KEGADUHAN YANG HENING DI PERPUSTAKAAN

source: iStockphoto.com
Aku suka mendengar suara-suara lirih yang nyaris tidak terdengar di perpustakaan. Di antara suara-suara itu, aku bisa memisahkan bunyi jarimu membalik halaman buku. Aku bisa mengenali suara matamu yang berdansa dengan kata. Aku bisa mendengar tulang-tulang rusukmu terangkat ketika menghela udara. Di tengah riuh rendah itu, aku bisa membedakan suaramu ketika kau berbisik-bisik menceritakan sesuatu kepada kawan-kawanmu. Aku bisa mendengar kalian merendahkan suara gelak tawa. Aku bisa mengidentifikasi bunyi jemarimu melangkah di atas papan ketik. Aku berhasrat mengintip puisi yang tengah kau hidupkan melalui sepuluh jari-jarimu. Jadi sajak apa yang tengah berdenyut bersama detak jantungmu kini?

MEMBACA RASA

Kau begitu gemar membaca. Membaca buku kemudian mengisahkannya isinya kepadaku. Membaca langit lalu tersenyum tenang sembari melanjutkan langkahmu. Membaca pikiranku kemudian tertawa kecil melihatku keheranan pada kemampuanmu. Membaca raut wajahku yang tersenyum lalu mendesakku bercerita hal yang tengah mengganggu pikiranku. Kau dan buku adalah paduan yang begitu kerap kujumpai sementara kau dan kemampuanmu membaca aku selalu ada di setiap waktu.

ON MARRIAGE – KAHLIL GIBRAN

ilustration by: @fjalarfjalar
/Fill each other’s cup but not drink from one cup/ Give one another of your bread but eat not from the same loaf/ Sing and dance together and be joyous, but let each one of you be alone/ Give your hearts, but not into each other’s keeping/  (“On Marriage” from The Prophet, Kahlil Gibran)

Yang artinya kira-kira begini:

Saling mengisi cangkir masing-masing tetapi tak meminum dari satu cangkir/ Berbalas memberi roti milikmu tetapi tak memakan dari satu tempat roti/ Menyanyi dan menari bersama dan bersuka cita tetapi mengijinkan tiap-tiap dari kalian untuk sendirian/ Memberikan hatimu tetapi tidak dalam pemeliharaan satu sama lain/

ADALAH PULANG

Idul fitri adalah pulang
Pulang pada kesadaran bahwa ketika tangan-tangan kita hendak menggapai semesta
Yang benar-benar kita butuhkan adalah dunia kecil kita
Dunia di mana terdapat orang-orang terdekat yang kerap kali mengkhawatirkan kita dalam diam
Sekumpulan orang yang menganggap doa adalah cara mereka melampaui jarak
:menyampaikan setangkup rasa

GRAVITY ON ME

Bumi mungkin tidak sadar bahwa ia menarik seluruh benda untuk menapak di tanah—begitu juga dia. Gaya gravitasi adalah sebuah gaya yang hampir tidak benar-benar kita sadari tetapi tanpanya kita tak berpijak dan melayang tak tentu arah. Aku juga begitu—berpijak di dunianya.

PASTEL TONED SKY

PART #6: THE DAY WE FOUND OUR LITTLE WORLD
“Ingat hari pertama kita bertemu?” Arda tidak melanjutkan kalimatnya sebelum aku mengangguk. Dia mengganti topik begitu saja padahal kami belum selesai membahas komentar teman-teman kami mengenai kebersamaan kami di tengah perseteruan fakultas teknik dan ekonomi. “I had a phone call and I kept smiling not because it was Deara on the conversation, but because a simple joke from a girl I just met.” 

PASTEL TONED SKY

#PART 5: UMBRELLA FOR MY HEART
Hari ini aku berniat mampir ke tempat Arda bekerja. Gerimis turun perlahan ketika aku berjalan menuju gedung tempatnya melewati waktu bersama mesin-mesin. Aku melupakan payungku di meja kerja bersama tulisan-tulisan yang akan naik cetak lusa. Aku melangkah tergesa-gesa sebab khawatir gerimis akan menjelma menjadi lebih deras. Di separuh perjalanan, aku menghentikan langkahku seketika. Aku melihat cara melangkah riang di bawah hujan khas seseorang. Awalnya aku punya perasaan khusus terhadap hujan sebab dia.

PASTEL TONED SKY

PART #4: THE DAZZLING DEARA
Bahkan dengan sekali melihat, siapa pun akan mengenali jurusannya. Sering kali tersampir tabung di bahunya, kadang kala terdapat maket di tangannya. Di tengah fakultas yang seolah dimiliki oleh kaum adam ini, Deara Klarina melangkah tenang. Tatapan matanya penuh percaya diri. Terpenting, di kampus kami, jurusannya populer karena prestasinya. Itulah sebabnya tak terlampau sulit membuat sang ketua HIMA terkenal seantero teknik. Deara adalah definisi pesona unik yang tak mudah diduplikasi. Kharisma dan tawa renyahnya. Ketegasan dan aura penyayangnya. Ketangguhan dan keanggunannya. Seharusnya seorang perempuan memilih salah satunya, bukan mengambil kedua sifat itu bersamaan.

PASTEL TONED SKY

PART #3: I’M AN ENGINEER-TO-BE. AND YOU?

“Ardana Kamajaya. Teknik Mesin. Angkatan 2009.” Giliran lelaki berbadan tegap itu memperkenalkan diri di depan jajaran perangkat desa. Dia sedikit membungkukkan badannya setelah itu.

PASTEL TONED SKY

PART #2: THE SYNONYM OF RAIN




















Langit di jendela kami berpendar semburat jingga. Jarum jam melaju perlahan bersama gerakan jemari Arda membalik lembar demi lembar. Dia masih khusyuk tenggelam dalam catatanku hingga malam menjelang. Aku beranjak untuk menutup jendela sebab udara semakin dingin saja. Aku sengaja tak menutup tirai sebab air dari langit sedang berebut turun. Aku senang menatap hujan. Bagiku hujan telanjur bersinonim dengan rindu: rasa yang dalam diam aku selami.

PASTEL TONED SKY

PART #1:  FALL AND RAINY SEASONS
Di luar jendela kami, angin tengah bertiup perlahan menggerakkan dedaunan. Cahaya matahari yang menelusup dari sela daun-daun masuk ke dalam rumah melalui jendela yang sedang kami tatap bersama. Arda menyandarkan punggungnya ke sofa lalu mengalihkan pandangannya menuju buku yang baru saja aku berikan kepadanya. Matanya berjalan menelusuri kata demi kata. Aku duduk di sampingnya bersama waktu yang menghening menikmati perpaduan yang berada di urutan kedua favoritku: dia dan buku. Sebab jika kau bertanya padaku perpaduan apa yang paling aku sukai jawabnya adalah dia dan mesin.

SUATU SORE DI KOPITIAM

Kau terbiasa bertapa dalam keheningan yang kau pasung
Di pusat kegaduhan
Lantai dua Kopitiam di kiri jalan itu
Kala kau tengah ingin menyepi
Melebur dalam hari-hari berat yang mesti kau genapi

SKALA

Ternyata jarak satu langkah yang tergambar di peta-peta itu tak sama dengan realita
Kini tatkala samudera harus diarungi agar dapat bersua
Aku mengerti mengapa skala dalam buku atlas begitu besar
Kerinduan tak melulu soal air mata dan kesendirian
Tetapi juga berarti pengharapan dan cita-cita

MENATAP KEHIDUPANMU DARI JARAK YANG SANGAT DEKAT

“Aku senang kau terus mencoba. Masih mau mencoba lagi kan?” Kalimatmu ini berdesing di telingaku begitu aku menyibak tirai hari.

Selamat pagi, lelaki yang kebijaksanaannya kerap kali ingin kucuri. Semalam mataku sulit terpejam sebab akhir-akhir ini kegagalan seperti begitu berhasrat menjadi kawan karibku. Katamu aku tak boleh terlalu mudah menyerah dan kau bahkan memberi teladan untuk hal itu. Katamu aku berhak atas kebahagiaan sehingga tak seharusnya aku terlalu sering menangis. Aku akan mencoba lagi hari ini sebab aku tak pernah merasa gagal jika mengingat kata-katamu itu.

RASA YANG TIDAK BISA KAU RENCANAKAN

“Aku berencana menikah dengannya.” Aku memang berharap lelaki di depanku membawa kejutan tetapi bukan kejutan ini yang aku harapkan.

“Apakah kau mencintainya?” Aku memberanikan diri bertanya dengan suara yang kelewat lirih.

“Aku akan jatuh cinta kepadanya.”

ANGIN

Mas Bayu,

Bahkan setelah lima tahun berlalu, tak jarang kau menjelma dalam mimpiku. Kau hampir tak pernah melakoni peran utama tetapi menjadi anggota tetap dalam pementasan mimpiku. Semalam kau terduduk santai membaca buku di ruang yang sama denganku. Kau tak sekalipun menoleh ke arahku yang berkali-kali melintas di sekelilingmu. Aku tak pernah mengerti peran macam apa yang sedang kau peragakan. Pemain yang nyaris tidak melakukan gerakan apa-apa, tak berdialog maupun bermonolog—untuk apa kau ada di sana.

SEBELAS JANUARI

Kau berjanji kembali tanggal sebelas bulan pertama tetapi sebelum hari itu tiba, aku tak sungguh yakin kau tidak sedang bergurau. Aku menghitung hari dalam kalender sebab khawatir tiba-tiba tanggal sebelas januari menghilang. Kau pergi begitu saja bahkan sebelum aku sempat memintamu berkata kau tidak akan ingkar janji. Masih dalam keherananku mengapa kau tergesa-gesa pergi, kau memintaku sama sekali tak menghubungimu selama kau tak di sini.

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE